PERMENDIKBUD

Selasa, 25 Juli 2017

RANGKUMAN MODUL 5 TUGAS MATA KULIAH: PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD , KARAKTERISTIK BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR



KB 1: Bentuk – Bentuk Kegiatan Belajar Yang Biasa Dilakukan Siswa Sekolah Dasar
A.   Belajar Menemukan
Karakteristik belajar siswa SD dapat dilihat dari bentuk – bentuk kegiatan belajar yang biasa dilakukan oleh siswa di SD tempat mereka belajar sehari – hari. Bentuk – bentuk kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa SD diharapkan dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar menemukan, menyimak, meniru, menghafal, merangkai, mengamalkan, menganalisis, merespon, mengorganisasikan, mengambil keputusan, berlatih, menghayati, dan mengamati.

Kegiatan pengembangan masing – masing kemampuan belajar pada siswa SD dapat dilakukan dengan berbagai cara, sesuai dengan karakteristik siswa dan kreatifitas guru, sehingga dengan demikian diharapkan kemampuan belajar siswa SD dapat berkembang secara maksimal.
Untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam belajar menemukan, guru dapat menerapkan metode discovery learning yang dikemukakan oleh Bruner, selain itu dapat juga menggunakan metode eksperimen ( experimental method ).
B.   Belajar Menyimak
Pada kegiatan belajar menyimak, biasanya dilakukan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui permainan katan dan pertanyaan. Sedangkan untuk mengembangkan kemampuan belajar meniru, guru dapan menggunakan kegiatan bermain peran mengenai pekerjaan / profesi yang ada di sekitar siswa.
Contoh kegiatan belajar yang dapat dilakukan oleh guru untuk belajar menyimak  siswa adalah sebagai berikut:
1.      Bermain dengan kata, dengan cara mengajak siswa bermain dengan bahasa, seperti bercerita, membaca serta menulis. Gaya belajar ini sangat menyenangkan karena dapat membantu siswa mengingat nama, tempat, tanggal, dan hal – hal lainnya dengan cara mendengar kemudian menyebutkannya. Cara lain adalah dengan melakukan permainan “kuda bisik”. Melalui permainan ini, siswa dituntut untuk menyimak apa yang disampaikan oleh temannya untuk kemudian diteruskan kepada teman yang lain.
2.      Bermain dengan pertanyaan, misalnya, guru memancing keingintahuan dengan berbagai pertanyaan. Setiap kali muncul jawaban, kejar dengan pertanyaan , hingga didapatkan hasil yang paling akhir atau kesimpulan.
3.      Bermain dengan gambar, misalnya membuar gambar, merancang, dan melihat gambar, slide, video, atau film.
4.      Bermain dengan musik, misalnya menggali informasi, melalui syair atau kata – kata yang terdapat pada lagu tersebut.
C.   Belajar Meniru
Anak – anak merupakan pribadi yang sangat suka meniru ( modelling ) dari  lingkungan sekitarnya. Guru dan orang tua merupakan lingkungan yang paling dekat dengan anak. Anak akan banyak sekali belajar melalui melihat, mengamati, menginternalisasi, hingga meniru dalam bentuk perilaku, bahkan hingga perilaku hasil meniru itu menetap sebagai suatu kebiasaan dan kegemaran. Oleh karena itu, sebagai guru hendaknya selalu memberi contoh yang baik karena budaya meniru siswa tersebut. Siswa akan berperilaku sesuai dengan apa yang biasa dilihatnya. Contohnya siswa bermain peran sabagai polisi lalu lintas, dokter, guru, ibu rumah tangga sesuai dengan apa yang biasanya mereka lihat sehari – hari.
D.   Belajar Menghafal
Pada pengembangan kemampuan mengahafal, hendaknya siswa diberi bekal pengetahuan dan berpikir logis serta sistematis, sehingga siswa tidak hanya berada pada tingkatan ingatan dan pemahaman saja. Kecenderungan siswa belajar dengan metode menghafal ini disebabkan oleh budaya yang  terjadi di sekolah yang pada umumnya didominasi oleh komunikasi satu arah, yaitu guru ke siswa dan kurang merangsang rasa ingin tahu, prakarsa maupun individualisasi. Siswa menjadi penerima yang pasif. Walaupun kurikulum Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) telah dicanangkan sebagai dasar strategi proses belajar mengajar, namun dalam praktik di lapangan yang terjadi masih dalam pola siswa Datang, Duduk, Dengar, Catat dan Hafal (D3CH) dan siswa tidak dibiasakan untuk belajar secara aktif. Lambat laun siswa menjadi cenderung suka mencari gampangnya saja dalam belajar. Hal ini akan terpola dalam banyak bentuk kebiasaan belajar, sehingga siswa kehilangan sense oflearning atau kepekaan untuk belajar. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik harus membenahi metode belajar siswa. Disamping memberi bekal keterampilan belajar, guru harus berusaha membiasakan siswa menggunakan metode berfikir logis dan sistematis pada siswa dalam belajarnya.
E.    Belajar Merangkai
Untuk meningkatkan kemampuan merangkai , guru dapat menggunakan permainan aneka jenis binatang dengan karakteristiknya. Sedangkan untuk mengembangkan kemampuan mengamalkan, biasanya diterapkan pada mata pelajaran PPKn dan Agama karena pada mata pelajaran tersebut siswa diajarkan tentang nilai – nilai moral dan pengalamannya dalam kehidupan sehari – hari.
F.    Belajar Mengamalkan
Kegiatan belajar mengamalkan biasanya erat kaitannya dengan mata pelajaran PPKn dan Agama,  karena pada mata pelajaran tersebut anak diajarkan tentang nilai – nilai moral dan perilaku yang hendaknya ditampilkan pada saat mereka bersosialisasi di masyarakat. Contohnya pada saat mempelajari tentang sikap saling hormat – menghormati antara penganut agama yang satu dengan yang lain, siswa diajak untuk menanamkan nilai yang terkandung dari pelajaran tersebut dalam kehidupannya sehari – hari dengan cara menghormati teman yang sedang berpuasa, memberi selamat hari raya kepada teman yang sedang merayakan hari besar agamanya, dan lain –lain.
G.   Belajar Menganalisis
Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengembangkan kemampuan belajar menganalisis pada siswa SD adalah dengan menggunakan permainan teka –teki atau tebak – tebakan, sehingga anak terbiasa menganalisis suatu permasalahan berdasarkan informasi yang tersedia dan mencari jawabannya.
Manfaat dari permainan teka – teki ini adalah:
1.         Mengasah daya ingat
2.         Belahar klarifikasi
3.         Mengembangkan kemampuan analisis
4.         Menghibur
H.   Belajar Merespon
Respon merupakan tanggapan yang diberikan oleh seseorang sebagai reaksi dari suatu tetentu. Contoh kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan merespon bagi siswa SD adalah dengan memberikan pertanyaan – pertanyaan seputar peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Misalnya bagaimana respon/tanggapan yang diberikan siswa apabila temannya sedang ditimpa musibah banjir, gempa bumi, atau tanah longsor.
I.      Belajar Mengorganisasikan
Belajar mengorganisasikan disini sesuai dengan teori belajar humanistik yang dikemukakan  Carl Rogers. Menurut Rogers yang penting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:
1.    Manusia memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar
2.    Siswa akan mempelajari hal – hal yang bermakna bagi dirinya
3.    Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siwa. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses.
Dalam rangka mengembangkan kemampuan mengorganisasikan, guru dapat membiasakan siswa berpikir dalam bentuk skema, kemudian mengorganisasikan informasi atau pengetahuan yang diperolehnya ke dalam pemikirannyamasing – masing. Pengembangan mengorganisasikan ini sesuai dengan teori humanistik yang dikemukakan oleh Rogers.
J.     Belajar Mengambil Keputusan
Pengembangan kemampuan untuk mengambil keputusan dapat dilakukan dengan metode problem solving atau pemecahan masalah. Sementara untuk mengembangkan kemampuan berlatih, guru dapat menggunakan metode bermain peran dengan cara mengajak siswa untuk praktik jual beli di warung sekolah.
K.    Berlatih
Untuk membiasakan anak berlatih melakukan kegiatan sehari –hari, guru dapat mengadakan kegiatan bermain peran, misalnya melakukan transaksi jual beli, seperti yang diterapkan di sekolah alam Ar-Ridho dalam pembelajaran matematika. Contoh lainnya adalah seorang guru melakukan praktik mengajar mata pelajaran IPS di SDN Kalisalak II Kebasen dan SD Gombong V, Kebumen. Salah satub kegiatannya adalah siswa diajak ke warung deket sekolah, dengan menanyakan berbagai jenis barang, harga beli dan harga jual.
L.    Belajar Menghayati
Kegiatan belajar menghayati biasanya dilakukan pada saat mengajarkan mata pelajaran kesenian. Pada mata pelajaran ini, siswa diajarkan bagaimana menghayati suatu peran (drama) dan menghayati sebuah lagu, sehingga dengan melakukan penghayatan tersebut, siswa dapat memahami karakter atau sifat dari tokoh yang diperankan atau makna yang terkandung dari sebuah lagu.
M. Belajar Mengamati
Untuk membelajarkan anak tentang kemampuan mengamati, contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah mengajak anak untuk mengenal ekosistem perairan laut yang memilki keanekaragaman hayati tinggi, yang menjadi sumber pangan, mineral, penghasilan, dan bibit budi daya serta berfungsi menyerap karbon dari udara. Kegiatan ini diterapkan dengan metode Edutainment (edukasi dan entertainment) seperti yang dilakukan oleh Gelanggang Samudra Ancol.
KB II: Motivasi Belajar Siswa
Kata motif merupakan kata dasar motivasi yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Pengertian motivasi mengandung 3 hal penting, yaitu: hal yang mengawali kegiatan perubahan energi seseorang dan nampak sebagai kegiatan fisik, motivasi ditandai dengan adanya rasa, dan pemahaman terhadap motivasi sebagai respon dari adanya aksi berupa tujuan yang didasarkan atas kebutuhan.
N.   Ruang Lingkup Motivasi
Pengertian motivasi sebagai perubahan energi yang ditandai dengan munculnya rasa tapi diawali dahulu dengan adanya tanggapan terhadap tujuan oleh Mc. Donald mengandung 3 aspek penting, yaitu:
1.    Motivasi adalah hal yang mengawali kegiatan perubahan energi pada seseorang, sehingga yang terlihat adalah yang menyangkut kegiatan fisik.
2.    Kemunculan motivasi ditandai dengan adanya rasa.
3.    Motivasi sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi yaitu tujuan. Sedangkan tujuan sendiri menyangkut soal kebutuhan.
Teori tentang motivasi lahir dan dan berkembang dengan tingkatan – tingkatannya. Dalam hal ini ada beberapa teori tentang motivasi yang selalu terkait dengan masalah kebutuhan (Teori Abraham Maslow), yaitu:
1.    Kebutuhan fisiologis seperti haus, lapar, kebutuhan untuk istirahat.
2.    Kebutuhan akan keamanan, bebas dari rasa cemas, dan khawatir.
3.    Kebutuhan akan cinta dan kasih, rasa diterima dalam suatu kelompok masyarakat.
4.    Kebutuhan akan penghargaan seperti dihargai karena kemampuan, kebutuhan untuk diakui kenaikan status atau pangkat pada diri seseorang.
5.    Kebutuhan untuk mewujudkamn diri sendiri, yakni mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial, dan pembentukan pribadi. (Purwanto, 1990)
Begitu pula dengan kegiatan belajar, sangat membutuhkan motivasi agar kegiatan belajar pada diri siwa dapat bermanfaat dan berhasil. Sehubungan dengan hal tersebut, ada beberapa fungsi motivasi yaitu sebagai berikut:
1.    Motivasi sebagai motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan
2.    Motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya
3.    Motivasi dapat menjadi alat untuk menyeleksi perbuatan
4.    Motivasi berfungsi sebagai pendorong untuk usaha mencapai prestasi.
Berkaitan dengan jenis motivasi, ada beberapa sudut pandang yang membagi motivasi menjadi beberapa macam. Namun, disini kita hanya akan mengkaji motivasi intrinsik dan ekstrinsik saja.
1.    Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif – motif yang menjadi aktif atau berfungsi yang tidak memerlukan rangsangan dari luar diri seseorang, karena biasanya dalam diri seseorang tersebut sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contohnya adalah seseorang siswa yang melakukan kegiatan belajar karena ingin menambah ilmu, nilai, atau keterampilan.
2.    Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang didalam aktifitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar. Sebagai contohnya adalah seseorang akan belajar hingga keesokan harinya akan dapat mengerjakan soal dengan baik dan mendapat nilai 100, dengan harapan akan mendapatkan hadiah dari orangtuanya.

Anda sebagai guru perlu secara berhati –hati memilih motivasi yang tepat bagi kegiatan belajar siswa, karena dapat saja pemberian motivasi yang tidak tepat dapat mempengaruhi perkembangan belajar ke arah negatif. Dibawah ini akan diuraikan beberapa bentuk dan cara yang dapat menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah.
1.    Memberi nilai
2.    Hadiah
3.    Saingan/Kompetensi
4.    Ego involvement
5.    Memberi ulangan
6.    Mengetahui hasil
7.    Pujian
8.    Hukuman
9.    Hasrat untuk belajar
10.     Minat
11.     Tujuan yang diakui

Gaya belajar siswa perlu dipahami agar Anda dapat menentukan variasi cara dalam memotivasi belajar siswa dikelas. Berikut ini 3 kelompok siswa yang mempunyai gaya belajar sendiri – sendiri:
1.    Siswa yang berorientasi pada visual
Pada umunya siswa yang bergaya belajar visual, memiliki beberapa kekhasan seperti mereka memiliki kebutuhan yang kuat untuk melihat sesuatu secara visual agar mereka dapat memahami informasi yang mereka lihat tersebut. Selain itu, ciri khas berikutnya adalah mereka biasanya memiliki kepekaan terhadap warna, dan memiliki pemahaman terhadap suatu hal yang artistik.
2.    Siswa yang berorientasi pada suara
Para siswa yang kuat dalam hal pendengarannya, akan dapat memahami dan mengingat suatu informasi dengan baik apabila guru menyampaikan sesuatu secara lisan atau berceramah. Masalah yang sering dialami siswa tipe ini adalah sulit menyerap informasi dalam bentuk tulisan dan otomatis memiliki kesulitan dalam menulis atau membaca. Pendekatan yang dapat dilakukan guru untuk siwa seperti ini adalah dengan menggunakan tape perekam sebai alat bantu atau melibatkan siswa dalam kelompok diskusi. Pendekatan selanjutnya adalah dengan melakukan review secara verbal dengan sesama teman atau dengan guru.
3. Siswa yang berorientasi pada benda yang dimanipulasi
Karakter siswa yang mempunyai gaya belajar seperti ini adalah mereka selalu menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar mereka selalu dapat mengingat informasi tersebut. Siswa tipe ini juga tidak termasuk siswa yang suka diam lama atau duduk terlalu lama untuk mendengarkan penjelasan.
O.  Serba – Serbi Memotivasi Siswa SD
Cara lain yang dapat Anda pelajari dan tiru agar memotivasi belajar siswa dapat meningkat adalah melalui bebrapa cara yang dikemukakan berikut ini. Dalam tulisannya, Agus Sampurno menceritakan 7 kebiasaan guru yang efektif untuk memotivasi siswanya agar lebih bersemangat dalam belajar:
1.    Konsistensi
2.    Perlakukan siswa sebagai individual
3.    Jadikan lingkungan fisik kelas anfa sedapat mungkin bernuansa belajar
4.    Lakukan penilaian terhadap siswa sesering mungkin tapi dengan alasan yang kuat
5.    Dapatkan umpan balik dari cara anda mengajar dan bekerja
6.    Libatkan diri anda dalam setiap ajang berbagi pengetahuan formal maupun informal
7.    Membuka diri terhadap kebutuhan siswa.

Tidak ada komentar: