KB
1: Bentuk –
Bentuk Kegiatan Belajar Yang Biasa Dilakukan Siswa Sekolah Dasar
A. Belajar Menemukan
Karakteristik
belajar siswa SD dapat dilihat dari bentuk – bentuk kegiatan belajar yang biasa
dilakukan oleh siswa di SD tempat mereka belajar sehari – hari. Bentuk – bentuk
kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa SD diharapkan dapat mengembangkan
kemampuan siswa untuk belajar menemukan, menyimak, meniru, menghafal,
merangkai, mengamalkan, menganalisis, merespon, mengorganisasikan, mengambil
keputusan, berlatih, menghayati, dan mengamati.
Kegiatan
pengembangan masing – masing kemampuan belajar pada siswa SD dapat dilakukan
dengan berbagai cara, sesuai dengan karakteristik siswa dan kreatifitas guru,
sehingga dengan demikian diharapkan kemampuan belajar siswa SD dapat berkembang
secara maksimal.
Untuk
mengembangkan kemampuan siswa dalam belajar menemukan, guru dapat menerapkan
metode discovery learning yang
dikemukakan oleh Bruner, selain itu dapat juga menggunakan metode eksperimen ( experimental method ).
B. Belajar Menyimak
Pada kegiatan belajar menyimak,
biasanya dilakukan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui permainan katan
dan pertanyaan. Sedangkan untuk mengembangkan kemampuan belajar meniru, guru
dapan menggunakan kegiatan bermain peran mengenai pekerjaan / profesi yang ada
di sekitar siswa.
Contoh kegiatan belajar yang dapat
dilakukan oleh guru untuk belajar menyimak
siswa adalah sebagai berikut:
1. Bermain dengan kata, dengan
cara mengajak siswa bermain dengan bahasa, seperti bercerita, membaca serta
menulis. Gaya belajar ini sangat menyenangkan karena dapat membantu siswa
mengingat nama, tempat, tanggal, dan hal – hal lainnya dengan cara mendengar
kemudian menyebutkannya. Cara lain adalah dengan melakukan permainan “kuda
bisik”. Melalui permainan ini, siswa dituntut untuk menyimak apa yang
disampaikan oleh temannya untuk kemudian diteruskan kepada teman yang lain.
2. Bermain dengan pertanyaan,
misalnya, guru memancing keingintahuan dengan berbagai pertanyaan. Setiap kali
muncul jawaban, kejar dengan pertanyaan , hingga didapatkan hasil yang paling
akhir atau kesimpulan.
3. Bermain dengan gambar,
misalnya membuar gambar, merancang, dan melihat gambar, slide, video, atau
film.
4. Bermain dengan musik,
misalnya menggali informasi, melalui syair atau kata – kata yang terdapat pada
lagu tersebut.
C. Belajar Meniru
Anak – anak merupakan pribadi yang
sangat suka meniru ( modelling ) dari
lingkungan sekitarnya. Guru dan orang tua merupakan lingkungan yang
paling dekat dengan anak. Anak akan banyak sekali belajar melalui melihat,
mengamati, menginternalisasi, hingga meniru dalam bentuk perilaku, bahkan
hingga perilaku hasil meniru itu menetap sebagai suatu kebiasaan dan kegemaran.
Oleh karena itu, sebagai guru hendaknya selalu memberi contoh yang baik karena
budaya meniru siswa tersebut. Siswa akan berperilaku sesuai dengan apa yang
biasa dilihatnya. Contohnya siswa bermain peran sabagai polisi lalu lintas,
dokter, guru, ibu rumah tangga sesuai dengan apa yang biasanya mereka lihat
sehari – hari.
D. Belajar Menghafal
Pada pengembangan kemampuan
mengahafal, hendaknya siswa diberi bekal pengetahuan dan berpikir logis serta
sistematis, sehingga siswa tidak hanya berada pada tingkatan ingatan dan
pemahaman saja. Kecenderungan siswa belajar dengan metode menghafal ini disebabkan
oleh budaya yang terjadi di sekolah yang
pada umumnya didominasi oleh komunikasi satu arah, yaitu guru ke siswa dan
kurang merangsang rasa ingin tahu, prakarsa maupun individualisasi. Siswa
menjadi penerima yang pasif. Walaupun kurikulum Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
telah dicanangkan sebagai dasar strategi proses belajar mengajar, namun dalam
praktik di lapangan yang terjadi masih dalam pola siswa Datang, Duduk, Dengar,
Catat dan Hafal (D3CH) dan siswa tidak dibiasakan untuk belajar secara aktif. Lambat
laun siswa menjadi cenderung suka mencari gampangnya saja dalam belajar. Hal
ini akan terpola dalam banyak bentuk kebiasaan belajar, sehingga siswa
kehilangan sense oflearning atau
kepekaan untuk belajar. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik harus membenahi
metode belajar siswa. Disamping memberi bekal keterampilan belajar, guru harus
berusaha membiasakan siswa menggunakan metode berfikir logis dan sistematis
pada siswa dalam belajarnya.
E. Belajar Merangkai
Untuk meningkatkan kemampuan
merangkai , guru dapat menggunakan permainan aneka jenis binatang dengan
karakteristiknya. Sedangkan untuk mengembangkan kemampuan mengamalkan, biasanya
diterapkan pada mata pelajaran PPKn dan Agama karena pada mata pelajaran
tersebut siswa diajarkan tentang nilai – nilai moral dan pengalamannya dalam
kehidupan sehari – hari.
F. Belajar Mengamalkan
Kegiatan belajar mengamalkan biasanya
erat kaitannya dengan mata pelajaran PPKn dan Agama, karena pada mata pelajaran tersebut anak
diajarkan tentang nilai – nilai moral dan perilaku yang hendaknya ditampilkan
pada saat mereka bersosialisasi di masyarakat. Contohnya pada saat mempelajari
tentang sikap saling hormat – menghormati antara penganut agama yang satu
dengan yang lain, siswa diajak untuk menanamkan nilai yang terkandung dari
pelajaran tersebut dalam kehidupannya sehari – hari dengan cara menghormati
teman yang sedang berpuasa, memberi selamat hari raya kepada teman yang sedang
merayakan hari besar agamanya, dan lain –lain.
G. Belajar Menganalisis
Kegiatan yang dapat dilakukan oleh
guru untuk mengembangkan kemampuan belajar menganalisis pada siswa SD adalah
dengan menggunakan permainan teka –teki atau tebak – tebakan, sehingga anak
terbiasa menganalisis suatu permasalahan berdasarkan informasi yang tersedia
dan mencari jawabannya.
Manfaat dari permainan teka – teki ini adalah:
1.
Mengasah daya ingat
2.
Belahar klarifikasi
3.
Mengembangkan kemampuan analisis
4.
Menghibur
H. Belajar Merespon
Respon merupakan tanggapan yang
diberikan oleh seseorang sebagai reaksi dari suatu tetentu. Contoh kegiatan
yang dapat mengembangkan kemampuan merespon bagi siswa SD adalah dengan
memberikan pertanyaan – pertanyaan seputar peristiwa yang terjadi di
sekitarnya. Misalnya bagaimana respon/tanggapan yang diberikan siswa apabila
temannya sedang ditimpa musibah banjir, gempa bumi, atau tanah longsor.
I. Belajar Mengorganisasikan
Belajar mengorganisasikan disini
sesuai dengan teori belajar humanistik yang dikemukakan Carl Rogers. Menurut Rogers yang penting
dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip
pendidikan dan pembelajaran, yaitu:
1. Manusia memiliki kekuatan
yang wajar untuk belajar
2. Siswa akan mempelajari hal –
hal yang bermakna bagi dirinya
3. Pengorganisasian bahan
pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang
bermakna bagi siwa. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti
belajar tentang proses.
Dalam rangka
mengembangkan kemampuan mengorganisasikan, guru dapat membiasakan siswa
berpikir dalam bentuk skema, kemudian mengorganisasikan informasi atau pengetahuan
yang diperolehnya ke dalam pemikirannyamasing – masing. Pengembangan
mengorganisasikan ini sesuai dengan teori humanistik yang dikemukakan oleh
Rogers.
J. Belajar Mengambil Keputusan
Pengembangan kemampuan untuk
mengambil keputusan dapat dilakukan dengan metode problem solving atau pemecahan masalah. Sementara untuk
mengembangkan kemampuan berlatih, guru dapat menggunakan metode bermain peran
dengan cara mengajak siswa untuk praktik jual beli di warung sekolah.
K. Berlatih
Untuk membiasakan anak berlatih
melakukan kegiatan sehari –hari, guru dapat mengadakan kegiatan bermain peran,
misalnya melakukan transaksi jual beli, seperti yang diterapkan di sekolah alam
Ar-Ridho dalam pembelajaran matematika. Contoh lainnya adalah seorang guru
melakukan praktik mengajar mata pelajaran IPS di SDN Kalisalak II Kebasen dan
SD Gombong V, Kebumen. Salah satub kegiatannya adalah siswa diajak ke warung
deket sekolah, dengan menanyakan berbagai jenis barang, harga beli dan harga
jual.
L. Belajar Menghayati
Kegiatan belajar menghayati biasanya
dilakukan pada saat mengajarkan mata pelajaran kesenian. Pada mata pelajaran
ini, siswa diajarkan bagaimana menghayati suatu peran (drama) dan menghayati
sebuah lagu, sehingga dengan melakukan penghayatan tersebut, siswa dapat
memahami karakter atau sifat dari tokoh yang diperankan atau makna yang
terkandung dari sebuah lagu.
M. Belajar Mengamati
Untuk membelajarkan anak tentang
kemampuan mengamati, contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah mengajak anak
untuk mengenal ekosistem perairan laut yang memilki keanekaragaman hayati
tinggi, yang menjadi sumber pangan, mineral, penghasilan, dan bibit budi daya
serta berfungsi menyerap karbon dari udara. Kegiatan ini diterapkan dengan
metode Edutainment (edukasi dan
entertainment) seperti yang dilakukan oleh Gelanggang Samudra Ancol.
KB II: Motivasi Belajar Siswa
Kata motif merupakan kata dasar
motivasi yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Pengertian motivasi mengandung 3 hal penting, yaitu: hal
yang mengawali kegiatan perubahan energi seseorang dan nampak sebagai kegiatan
fisik, motivasi ditandai dengan adanya rasa, dan pemahaman terhadap motivasi
sebagai respon dari adanya aksi berupa tujuan yang didasarkan atas kebutuhan.
N. Ruang Lingkup Motivasi
Pengertian motivasi sebagai perubahan
energi yang ditandai dengan munculnya rasa tapi diawali dahulu dengan adanya
tanggapan terhadap tujuan oleh Mc. Donald mengandung 3 aspek penting, yaitu:
1. Motivasi adalah hal yang
mengawali kegiatan perubahan energi pada seseorang, sehingga yang terlihat
adalah yang menyangkut kegiatan fisik.
2. Kemunculan motivasi ditandai
dengan adanya rasa.
3. Motivasi sebenarnya merupakan
respon dari suatu aksi yaitu tujuan. Sedangkan tujuan sendiri menyangkut soal
kebutuhan.
Teori tentang motivasi lahir dan dan
berkembang dengan tingkatan – tingkatannya. Dalam hal ini ada beberapa teori
tentang motivasi yang selalu terkait dengan masalah kebutuhan (Teori Abraham
Maslow), yaitu:
1. Kebutuhan fisiologis seperti
haus, lapar, kebutuhan untuk istirahat.
2. Kebutuhan akan keamanan,
bebas dari rasa cemas, dan khawatir.
3. Kebutuhan akan cinta dan
kasih, rasa diterima dalam suatu kelompok masyarakat.
4. Kebutuhan akan penghargaan
seperti dihargai karena kemampuan, kebutuhan untuk diakui kenaikan status atau
pangkat pada diri seseorang.
5. Kebutuhan untuk mewujudkamn
diri sendiri, yakni mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam
bidang pengetahuan, sosial, dan pembentukan pribadi. (Purwanto, 1990)
Begitu pula dengan kegiatan belajar,
sangat membutuhkan motivasi agar kegiatan belajar pada diri siwa dapat
bermanfaat dan berhasil. Sehubungan dengan hal tersebut, ada beberapa fungsi
motivasi yaitu sebagai berikut:
1. Motivasi sebagai motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan
2. Motivasi dapat memberikan
arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya
3. Motivasi dapat menjadi alat
untuk menyeleksi perbuatan
4. Motivasi berfungsi sebagai
pendorong untuk usaha mencapai prestasi.
Berkaitan dengan
jenis motivasi, ada beberapa sudut pandang yang membagi motivasi menjadi
beberapa macam. Namun, disini kita hanya akan mengkaji motivasi intrinsik dan
ekstrinsik saja.
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif – motif yang menjadi aktif
atau berfungsi yang tidak memerlukan rangsangan dari luar diri seseorang,
karena biasanya dalam diri seseorang tersebut sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu. Sebagai contohnya adalah seseorang siswa yang melakukan
kegiatan belajar karena ingin menambah ilmu, nilai, atau keterampilan.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang didalam aktifitas
belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara
mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar. Sebagai contohnya adalah seseorang
akan belajar hingga keesokan harinya akan dapat mengerjakan soal dengan baik
dan mendapat nilai 100, dengan harapan akan mendapatkan hadiah dari
orangtuanya.
Anda sebagai guru
perlu secara berhati –hati memilih motivasi yang tepat bagi kegiatan belajar
siswa, karena dapat saja pemberian motivasi yang tidak tepat dapat mempengaruhi
perkembangan belajar ke arah negatif. Dibawah ini akan diuraikan beberapa
bentuk dan cara yang dapat menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di
sekolah.
1. Memberi nilai
2. Hadiah
3. Saingan/Kompetensi
4. Ego involvement
5. Memberi ulangan
6. Mengetahui hasil
7. Pujian
8. Hukuman
9. Hasrat untuk belajar
10. Minat
11. Tujuan yang diakui
Gaya belajar siswa perlu dipahami
agar Anda dapat menentukan variasi cara dalam memotivasi belajar siswa dikelas.
Berikut ini 3 kelompok siswa yang mempunyai gaya belajar sendiri – sendiri:
1. Siswa yang berorientasi pada
visual
Pada umunya siswa yang bergaya belajar visual, memiliki
beberapa kekhasan seperti mereka memiliki kebutuhan yang kuat untuk melihat
sesuatu secara visual agar mereka dapat memahami informasi yang mereka lihat
tersebut. Selain itu, ciri khas berikutnya adalah mereka biasanya memiliki
kepekaan terhadap warna, dan memiliki pemahaman terhadap suatu hal yang
artistik.
2. Siswa yang berorientasi pada
suara
Para siswa yang kuat dalam hal pendengarannya, akan dapat
memahami dan mengingat suatu informasi dengan baik apabila guru menyampaikan
sesuatu secara lisan atau berceramah. Masalah yang sering dialami siswa tipe
ini adalah sulit menyerap informasi dalam bentuk tulisan dan otomatis memiliki
kesulitan dalam menulis atau membaca. Pendekatan yang dapat dilakukan guru
untuk siwa seperti ini adalah dengan menggunakan tape perekam sebai alat bantu
atau melibatkan siswa dalam kelompok diskusi. Pendekatan selanjutnya adalah
dengan melakukan review secara verbal dengan sesama teman atau dengan guru.
3. Siswa yang berorientasi pada benda
yang dimanipulasi
Karakter siswa yang mempunyai gaya belajar seperti ini adalah
mereka selalu menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar
mereka selalu dapat mengingat informasi tersebut. Siswa tipe ini juga tidak
termasuk siswa yang suka diam lama atau duduk terlalu lama untuk mendengarkan
penjelasan.
O. Serba – Serbi Memotivasi
Siswa SD
Cara lain yang dapat Anda pelajari
dan tiru agar memotivasi belajar siswa dapat meningkat adalah melalui bebrapa
cara yang dikemukakan berikut ini. Dalam tulisannya, Agus Sampurno menceritakan
7 kebiasaan guru yang efektif untuk memotivasi siswanya agar lebih bersemangat
dalam belajar:
1. Konsistensi
2. Perlakukan siswa sebagai
individual
3. Jadikan lingkungan fisik
kelas anfa sedapat mungkin bernuansa belajar
4. Lakukan penilaian terhadap
siswa sesering mungkin tapi dengan alasan yang kuat
5. Dapatkan umpan balik dari
cara anda mengajar dan bekerja
6. Libatkan diri anda dalam
setiap ajang berbagi pengetahuan formal maupun informal
7. Membuka diri terhadap
kebutuhan siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar