PERMENDIKBUD

Senin, 06 September 2010

PEMBELAJARAN BAHASA SEBAGAI WAHANA PEMBERDAYAAN SISWA

PEMBELAJARAN BAHASA SEBAGAI WAHANA PEMBERDAYAAN SISWA
Oleh. Kastowojatilawang, Kepala SDN Terteg Pucakwangi Pati

Abstrak
Pembelajaran bahasa adalah hal yang sangat penting. Pembelajaran bahasa meliputi bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat terbagi atas dua unsur utama yaitu bentuk ( arus ujaran ) dan makna ( isi ). Fungsi Bahasa : fungsi informasi, fungsi ekspresi, fungsi adaptasi dan intregrasi, fungsi kontrol sosial. Pemberdayaan seseorang baik bagi diri maupun orang lain tentang tentang bahasa tulis maupun lisan akan membawa dampak yang sangat bermanfaat bagi diri pribadi dan lingkungannya. Terutama pemberdayaan bagi warga didik yaitu siswa. Faktor yang mempengaruhi keberhasian belajar faktor eksternal dan faktor internal. Kiat – kiat yang bisa digunakan untuk membelajarkan cara menulis sebagai suatu proses yaitu langsung menulis teori belakangan, mulai dari manapun boleh, belajar sambil bercanda, berbicara meniru mendengarkan, menulis meniru membaca, pembelajaran menulis nonlinier
Kata kunci : bentuk, makna, pemberdayaan, faktor, non linier

Bahasa adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan. Bahasa adalah alat, sarana atau media dalam berbagai kegiatan. Bahasa yang dalam bahasa Inggrisnya disebut language adalah dari bahasa latin yang berarti lidah. Bahasa memang tidak bisa lepas dari lidah yang merupakan alat ucap yang paling sering digunakan dari pada alat ucap yang lain.
Bahasa secara umum adalah bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran. Ujaran ini yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Dengan ujaran manusia mengungkapkan hal yang nyata atau tidak, yang berujud atau kasat mata, situasi dan kondisi lampau, kini atau yang akan datang.
Bagi dunia pendidikan di mana tujuannya adalah untuk pencapaian ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk meraih itu semua diperlukan strategi yang tepat sehingga terjadi kelancaran arah dalam pencapainnya. Guru juga sering dihadapkan pada permasalahan pembelajaran bahasa, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Apalagi pada sang murid yang masih belum peka terhadap penggungkapan bahasa lisan maupun tulisan. Maka suatu kewajiban seorang guru untuk bisa memberdayakan potensi sang guru sendiri juga memberdayakan potensi anak didik untuk bersemangat
dalam meraih manfaat yang bisa diambil untuk pelajaran bahasa.
Bahasa Indonesia adalah bahasa kedua bagi komunitas masyarakat Jawa Tengah. Bahasa yang pertama dikenalkan secara mayoritas adalah bahasa ibu adalah bahasa Jawa. Bahasa Indonesia walaupun tidak diajarkan secara formal bagi sebagian masyarakat Jawa Tengah bisa dikuasai karena setiap hari karena selalu bersinggungan dengan penggunaan bahasa Indonesia antara lain di televisi, radio dan surat kabar. Tetapi walaupun begitu bagi siswa yang mengeyam pendidikan di lembaga pendidikan mutlak mendapat pembelajaran bahasa Indonesia.
Pada kenyataannya bahwa penggunaan bahasa tulisan masing jarang dilakukan oleh kalangan murid. Guru harus bisa mengeksplorasi potensi siswa dengan cara membelajarkan cara mengarang yang efektif dan efesien. Guru sering kali sulit sekali dalam mengawali anak untuk mengarang. Ini disebabkan antara lain karena guru sendiri kurang menguasai materi tentang mengarang. Maka untuk itu pembelajaran bahasa lisan maupun tulis terutama mengarang adalah cara efektif untuk pemberdayaan siswa untuk meraih masa depan yang bahagia.

Bentuk dan Makna Bahasa
Bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat terbagi atas dua unsur utama yaitu bentuk ( arus ujaran ) dan makna ( isi ). Bentuk merupakan bagian yang dapat diserap oleh panca indra ( mendengar dan membaca ). Bagian terbagi dua lagi yakni unsur segmental dan unsure suprasegmental. Unsur segmental secara hirarkis dari segmen terbesar ke segmen terkecil yaitu wacana, kalimat, frasa, kata, morfem dan fonem.
Sedangkan unsur segmental terdiri atas intonasi.. Unsur intonasi terdiri dari tekanan, nada, durasi dan perhentian.
Makna juga terbagi dua yaitu makna morfemis ( makna imbuhan ), makna leksikal ( makna kata ) dan makna sintaksis ( makana frasa, kausa,kalimat ) serta makna wacana yang disebut tema.

Fungsi Bahasa
Sebelum mengenal lebih jauh tentang pembelajaran bahasa maka perlu hendaknya tahu tentang fungsi bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai fungsi sebagai berikut ( Puji Santosa, 2005 : 1.5 ) :
1. Fungsi informasi , yaitu untuk menyampaikan informasi timbal balik antar anggota atau keluarga atau anggota masyarakat. Contohnya antara lain : berita, pengumuman, petunjuk lisan dan tulisan baik lewat media masa maupun elektronik.
2. Fungsi ekspresi, yaitu menyalurkan perasaan, sikap, gagasan, emosi atau tekanan perasaan pembicara. Ini dapat dijadikan seseorang untuk menyatakan ekssistensi ( keberadaan) diri, membebaskan dari tekanan emosi dan untuk menarik perhatian orang.
3. Fungsi adaptasi dan intregrasi, yaitu menyesuaikan dan membaurkan diri dengan anggota masyarakat. Melalui bahasa seorang anggota masyarakat sedikit demi sedikit belajar adaptasi istiadat, kebudayaan, pola hidup, perilaku dan etika masyarakat.
4. Fungsi kontrol sosial, bahasa mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain. Seseorang akan dihargai bila menggunakan bahasa yang baik dan santun. Begitu sebaliknya akan mendapat tanggapan negatif bila berbicara dengan bahasa yang tidak atau kurang baik dan santun.
Setelah mengetahui uraian fungsi bahasa, kita akan tahu manfaat besar dari penggunaan bahasa baik secara lesan maupun tulisan. Orang lain bisa terpedaya oleh karena penggunaan bahasa yang indah dan memikat. Dan yang tak kalah pentingnya dengan bahasa dan disertai sikap yang baik maka kita akan bisa membawa kebahagiaan yang tiada tara dari bahasa. Ini bisa dimaklumi karena bahasa bisa dijadikan lahan untuk hidup dan kehidupan. Seseorang yang pandai menulis maka disitu banyak tambang rejeki yang bisa diambil. Misalkan menjadi jurnalis, pengarang, motivator dan lain-lain.
Pemberdayaan seseorang baik bagi diri maupun orang lain tentang tentang bahasa tulis maupun lisan akan membawa dampak yang sangat bermanfaat bagi diri pribadi dan lingkungannya. Terutama pemberdayaan bagi warga didik yaitu siswa yang mana secara jangka panjang akan meraih masa depannya. Masa depannya diisi oleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang baik dan berdaya guna.

Belajar Bahasa
Belajar merupakan perubahan perilaku manusia atau perubahan kapabilitas yang relatif sebagai pengalaman. Belajar melalui proses terus menerus dijalani dari berbagai pengalaman. Pengalaman membuahkan hasil yang disebut belajar ( Robert M.Cagne, 1984 ). Dalam belajar terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilannya yaitu kondisi eksternal dan internal
1. Faktor yang mempengaruhi keberhasian belajar :
a. Faktor eksternal adalah faktor dari luar murid seperti lingkungan, guru, teman, keluarga, orang tua, masyarakat, yang semua itu memberi pengaruh untuk memberikan situasi atau materi yang sesuai dengan respon yang diharapkan, pengulangan agar belajar lebih sempurna untuk lebih lama diingat, penguatan respon yang tepat untuk mempertahankan dan menguatkan respon itu. Bagi seorang guru hal pada faktor ini sangat besar peranannya. Guru bisa menstranfer sejumlah pengetahuan tentang belajar bahasa. Guru harus pandai memberi motivasi sehingga siswa merasa tertarik untuk melakukan kegiatan positif sesuai arahan guru. Penggunaan bebagai macam media akan memperbanyak khasanah kata yang akan bisa digunakan dalam kegiatan perbahasaan.
b. Faktor internal adalah faktor dari dalam diri murid yang terdiri atas motivasi positif, percaya diri, tersediannya materi yang memadai untuk memancing aktifitas, adanya strategi dan aspek-aspek jiwa anak.
Pendekatan Pembelajaran Bahasa
Dalam pembelajaran bahasa supaya berhasil dengan baik diperlukan beberapa pendekatan. Bahasa yang semula dianggap mudah dan mengasyikan berubah menjadi pelajaran yang sulit ( Goodman, 1986). Sebagai contoh banyak anak didik .kita mendapat nilai yang kurang pada setiap evaluasi. Pendekatan pembelajaran bahasa antara lain
1. Pendekatan Whole Language adalah pendekatan pengajaran bahasa yang disajikan secara utuh, tidak terpisah-pisah ( Edelsky, 1991; Frosse, 1990; Goodman, 1986; Weaver, 1992 ). Para ahli whole language berkeyakinan bahwa bahasa merupakan kesatuan ( whole ) yang tidak dapat dipisah-pisahkan (Rigg, 1991). Pengajaran tentang ketrampilan dan komponen bahasa seperti tatabahasa dan kosakata disajikan secara utuh bermakana dan dalam situasi nyata dan otentik. Dalam komponen whole language yang pertama adalah reading alaud dimana guru membaca untuk muridnya. Guru membaca dengan menggunakan suara yang keras dan intonasi yang baik sehingga murid menikmatinya dengan penuh semangat dan terkesima larut terbawa dalam alam cerita. Manfaat yang dapat dipetik yaitu meningkatkan ketrampilan menyimak, memperkaya kosa kata, meningkatkan pemahaman, dan yang tidak kalah pentingnya adalah menumbuhkan minat baca anak didik Kedua adalah journal writing ( menulis jurnal ). Ini sangat mudah dilakukan karena merupakan sarana yang aman bagi siswa untuk mengungkapkan perasaannya, menceritakan kejadian di sekitarnya, membeberkan hasil belajarnya dalam bentuk bahasa tulisan. Manfaat jurnal writing : meningkatkan kemampuan menulis, meningkatkan kemampuan membaca, menumbuhkan keberanian menghadapi resiko, memberi kesempatan untuk memberi refleksi, memvalidasi pengalaman dan perasaan pribadi, memberi tempat yang aman dan rahasia untuk menulis, meningkatkan kemampuan berfikir, meningkatkan kesadaran akan peraturan menulis, memjadi alat evaluasi, menjadi dokumen tertulis (Puji Santoso, 2005 : 2.5 )
2. Pendekatan Ketrampilan Proses adalah suatu pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kratif dalam proses pemerolehan hasil belajar. Pendekatan ketrampilan proses menumbuhkan kemampuan dasar untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman, dan kemapuan yang meliputi beberapa kemampuan, seperti : (1) kemampuan mengamati, (2) kemampuan menghitung, (3) kemampuan mengukur, (4) kemampuan mengklasifikasi, (5) kemampuan menemukan hubungan, (6) kemampuan membuat prediksi, (7) kemapuan melaksanakan penelitian, (8) kemampuan mengumpulkan, (9) menganalisa data, (10) mengkomunikasikan hasil ( Syafe’I , 1998 : 2.32 ).
3. Pendekatan Komunikatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk membuat kompetensi komunikatif sebagai tujuan pembelajaran bahasa, juga mengembangkan prosedur-prosedur bagi pembelajaran empat ketrampilan bahasa ( menyimak, membaca, berbicara, dan menulis ), mengakui dan menghargai saling ketergantungan bahasa. Ciri-ciri utama pendekatan komunikatif adalah adanya kedua kegiatan yang saling berkaitan erat yaitu
kegiatan – kegiatan komunikatif fungsional ( fungtional communication activities ) dan kegiatan-kegiatan yang sifatnya inteaksi social ( social interaction activities ).
Menurut Finocchiaro dan Brumfit (dalam Tarigan, 1989:294) Prosedur penggunaan pendekatan komunikatif secara garis besar adalah sebagai berikut :
a. Penyajian Dialog Singkat
b. Pelatihan Lisan Dialog yang Disajikan
c. Penyajian Tanya Jawab
d. Penelaah dan Pengkajian
e. Penarikan Simpulan
f. Aktivitas Intepetatif
g. Aktivitas Produksi Lisan
h. Pemberian Tugas
i. Pelaksanaan Evaluasi.
Dalam penyajian dalog singkat guru memberi motivasi kepada siswa misalkan saja materi yang akan dibahas disesuaikan dengan kondisi yang ada. Dalam pembelajaran mengarang hal ini sangat efektif karena ingatan anak masuk dalam kondisi aktual saat itu. Dan hal ini sering diekplorasi sehingga menjadikan hasil karangan yang baik. Pada mulanya memang anak kurang bagus dalam hal penguasaan kosa kata dan tatabahasa tetapi dengan seringnya berlatih maka kebehasilan bisa diraihnya.
Pelatihan lisan dialog yang disajikan guru secara lisan oleh anak akan diulang dalam bentuk lisan maupun tulis. Ini memungkinkan anak lebih tahu akan cara menulis dan merekam suatu respon atau berita.
Untuk mengembangkan daya kratifitas guru memunculkan gagasan yang sesuai situasi dengan cara tanya jawab. Ini bisa merangsang anak untuk berpikir kreatis, dinamis, dan produktif. Selanjutnya pada pengkajian anak diajak untuk mengkaji ungkapan dalam dialog. Setelah itu anak diminta untuk menunjukkan ungkapan yang sejenis untuk mengetahui kekomunikatifannya. Dalam penarikan simpulan siswa diharapkan mampu membuat simpulan tentang kaidah tata bahasa dalam dialog yang ditampilkan dalam pembelajaran
Pada aktivitas intrepetatif adalah aktivitas mengarahkan siswa agar dapat menginterpretasikan beberapa dialog yang dilisankan. Sedangkan pada aktivitas produksi lisan dimana anak tejadi aktivitas komunikasi terbimbing sampai pada aktivitas bebas.
Pembagian tugas adalah kegiatan yang mengharuskan para siswa mengerjakan tugas tertulis di rumah. Sedangkan pelaksanaan evaluasi dilaksanakan secara lisan sehingga penguasaan bahasa secara komunikatif dapat diatur. Dengan anak dibiasakan hal tersebut diatas maka pada proses mengarang akan mudah mengaktualisakannya dalam bentuk lisan maupun tulisan. Dan yang teakhir ini bias dijadikan bukti otentik hasil mengarangnya meliputi ranah ketrampilan berbahasa.

Strategi Pembelajaran Bahasa Tulis
Menulis untuk menghasilkan karya tulis bagi sebagian orang mungkin menyulitkan karena perlu kaidah-kaidah yang perlu diperhatikan dan dilakukan. Menulis sering dilakukan bagi setiap orang. Maka tugas guru sebagai motivator bagi anak didik perlu hendaknya mampu memberdayakan siswa untuk gemar menulis yang menghasilkan karya tulis yang baik dan benar serta berdaya guna serta multi fungsi.
Kiat – kiat yang bisa digunakan untuk membelajarkan cara menulis sebagai suatu proses yaitu :
1. Langsung menulis teori belakangan.
Pada kegiatan ini anak diajak menulis sebisanya anak, dengan gaya bahasa, tulisan, tanda baca dan lain sebagainya. Anak diberi keleluasaan untuk mengaktualisasikan buah pikirnya dalam tulisan. Dengan diberi kebebasan maka akan terangsang dan termotivasi untk mengarang sesuai buah pikirannya. Tulisan yang dipiih bisa berupa pengalaman yang baru dialami misalkan perjalanan dari rumah sampai sekolah dengan kejadian yang sangat berkesan bagi diri murid.
2. Mulai dari manapun boleh.
Pada intinya mengajak siswa untuk menulis, bukan mengajarkan menulis. Guru bisa mengajak menulis cerita, laporan,diskripsi, puisi dan apa saja. Bisa saja anak menulis jalan cerita suatu film dari televisi dengan gaya tulisannya sendiri. Langkah ini sangat efektif karena sesuatu telah dilihatnya. Selanjutnya dituangkan dalam tulisan.
3. Belajar sambil bercanda.
Guru bisa mengembangkan teknik humor supaya keadaan atau suasana bisa cair, fresh sehingga ide akan muncul dan mengalir dengan sendirinya bagi anak yang pada akhirnya menghasilkan suatu karangan yang baik pula.
4. Pembelajaran menulis nonlinier.
Guru yang terpenting dalam hal ini menanamkan kebiasaan dan kecintaan menulis. Pelajaran menulis tidak harus ada urutan-urutan.
5. Bebicara meniru mendengarkan ,menulis meniru membaca.
Dengan banyak membaca maka dia akan pandai menulis. Membaca bisa membuat bakat seseoang berkembang.
Strategi pembelajaran menulis bisa dilaksanakan didalam kelas atau di luar kelas.
Pembelajaran di dalam kelas meliputi bermain-main dengan bahasa dan tulisan, kuis, mengganti akhir cerita, dan menulis meniru model. Di luar kelas guru dapat menggunakan strategi menulis buku harian, menyelenggarakan majalah dinding supaya anak lebih senang menulis.
Implikasi dari pengetahuan tentang anak dan individu dalam proses pelaksanaan kurikulum (pembelajaran) dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara operasional selalu berpusat kepada perubahan tingkah laku siswa.
2. Bahan/materi pelajaan yang diberikan sesuai kebutuhan, minat, dan perhatian siswa dan bahan tersebut mudah dijangkau siswa.
3. Strategi pembelajaran atau cara menyampaikan bahan ajar disesuakan dengan taraf perkembangan siswa.
4. Media yang dipakai senantiasa dapat menarik perhatian dan minat siswa.
5. Sistem evaluasi berpadu dalam suatu kesatuan yang menyeluruh dan berkesinambungan dari satu tahap ke tahap yang lainnya dan dijalankan secara terus menerus.
Dengan melaksanakan pembelajaran yang efektif, efesien dan menyenangkan maka guru telah memberdayakan anak didik untuk bisa mempunyai kebiasaan menulis dengan pada awalnya hanya hobi yang selanjutnya terarah sehingga bisa memproduksi karya tulis yang bisa mempengaruhi pembaca dan audien untuk melakukan kegiatan yang produktif dalam hal kognitif, afektif dan psikomor sehingga terjadi rantai kehidupan komunitas manusia yang gemar membaca dan menulis. Maka dengan terciptanya masyarakat yang gemar membaca terbentuklah generasi dengan sumber daya yang unggul berdaya saing tinggi sehingga bisa mengangkat harkat dan martabat diri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.


Daftar Pustaka

Asep Herry Hernawan, 2005, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka , Jakarta
Majalah Swamedia, Edisi 3, 2009
Puji Santosa, dkk, 2005, Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka , Jakarta