PERMENDIKBUD

Kamis, 24 Maret 2011

PROGRAM PERBAIKAN HASIL UJIAN NASIONAL

KEBIJAKAN SEKOLAH

A. Melakukan pembenahan sistem pendidikan dengan mengubah paradigma pendidikan yang bersifat mekanis menjadi humanis, sebagai upaya memberi arah pola pikir siswa dari keterikatan wajib menjadi komitmen kesadaran dirinya dalam menuntut ilmu pengetahuan sebagai bekal untuk menghadapi tantangan masa depan.

B. Sistem pembelajaran siswa sebaiknya ditekankan pada pemahaman melalui olah pikir, olah hati, dan olah tangan secara secara sistemik dan sitematis, sehingga dapat menarik minat belajar serta pengembangan diri para siswa secara berkesinambungan dari pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai dengan sekolah Menengah Tingkat Atas (SMA)

GURU

  1. Bersedia secara sungguh-sungguh meningkatkan perannya untuk merancang pembelajaran berdasarkan silabus dan mempersipakan silabuus pendukung, membuat kisi-kisi soal, memprediksi soal-soal yang akan diujikan sehingga materi yang diberikan kepada siswa memiliki bobot yang lebih tinggi dari meteri ujian nasional melalui tahap demi tahap secara berkesinambungan.
  2. Secara terus menerus berusaha mengembangkan dan meningkatkan kompetensi dirinya, agar memiliki persyaratan profesi sebagai guru :

1. Memiliki ketrampilan didasarkan pada konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam.

2. Memiliki keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan profesinya.

3. Memiliki latar belakang tingkat pendidikan keguruan yang memadai.

4. Memiliki kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakan.

5. Mampu mengikuti perkembangan melalui aktualisasi diri sejalan dengan dinamika bidang kependidikan yang terus berkembang secara cepat.

C. Sebaiknya guru berusaha untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, sehingga siswa merasa bahwa belajar merupakan kebutuhan bukan kewajiban, dengan kata lain belajar merupakan kesadaran diri bukan instruksi.

D. Mengajar merupakan tugas yang sebaiknya dapat dipertanggung jawabkan, oleh karena itu guru perlu persiapan dan perencanaan yang baik, meliputi : (1) Penentuan tujuan mengajar; (2) Pemilihan materi mengajar; (3) Strategi Optimum; (4) Alat dan sumber; (5) Kegiatan belajar siswa; (6) Evaluasi dan perbaikan.

E. Menerapkan metode pembelajaran sesuai dengan karakteristik dan kemampuan siswa (aptitude-treatment-interaction/ATI). ATI menrupakan model pendekatan dalam belajar dengan karakteristik kemampuan siswa untuk mengoptimalkan hasil belajar. Setiap siswa memiliki kegemaran belajar, serta kelebihan bi bidang yang berbeda. Oleh karena itu pendekatan dalam belajar harus berbeda, dan Interaction Characteristics Treatment yang diperkirakan dapat mengakomodir kebutuhan ini.

KEPALA SEKOLAH

  1. Membentuk dan atau memberdayakan dalam upaya meningkatkan kinerja mutu pengelolaan pendidikan.

B. Melakukan koordinasi secara periodik dan berjenjang dengan komite sekolah dan orang tua siswa, guru, dan staff lainnya dalam mengikuti dinamika pendidikan baik ditingkat lokal, nasional dan internasional, sehingga internal stake holder memiliki wawasan yang dapat mendorong motivasi kerja anggotanya.

C. Memberdayakan dirinya untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinan dalam mengelola dan menjamin kualitas institusinya dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sebagai upaya meningkatkan kepercayaan dan penilaian para pihak.

DUKUNGAN ADMINISTRASI

A. Pelayanan administrasi harus secara baik, teratur, dan konsisten untuk mendukung kelangsungan dan kelancaran proses kegiatan belajar mengajar.

B. Komunikasi harus dikembangkan secara harmonis serta proaktif dari pengelola administrasi dengan para guru dan pimpinan sekolah.

C. Kemudahan dalam pelayanan untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan para siswa untuk proses belajar bersifat humanis bukan mekanis dan harus dikembangkan dengan prinsip keadilan.

D. Penyelenggaraan administrasi perkembangan siswa sebagai bahan masukkan secara proaktif untuk kepentingan para pihak yang membutuhkan dan dapat diakses secara mudah harus dapat diimplementasi secara optimal, sehingga kurang efisien.

DUKUNGAN ORANG TUA

A. Sebagai Teman Belajar dan Curhat

Orang tua sering merasa tidak mampu menjadi teman belajar bagi anaknya, kekurangan waktu karena sibuk bekerja, sehingga terkadang orang tua menganggap pendidikan haya diberikan di lingkungan Institusi pendidikan (sekolah) sehingga pendidikan diserahkan secara penuh kepada Sekolah. Padahal teman belajar tidak mesti memberikan pemahaman atau ikut mengerjakan soal tetapi cukup memberikan tempat dan waktu yang kondusif untuk mendukung situasi belajar anaknya. Orang tau juga sebaiknya memberikan ruang bagi anaknya untuk sebagai teman curhat atas permasalahan yang dihadapi oleh anak(tapi jangan sebagai Investigator).

B. Sebagai Motivator

Orang tua jangan
sebagai Intimidator tetapi sebagi Motivator sengan memberikan segala dukungan kepada anaknya sehingga kepercayaan diri dan kesadaran belajarnya tumbuh berkembang . Motivator ini tidak hanya diucapkan dengan basa sasi tetapi dengan penuh ekspresi dan dari dlam hati.

C. Sebagai Inspirator

Orang tua sebaiknya menempatkan dirinya sebagai idola, kebanggaan anak paling tidak dengan menceritakan masa lalu anda ketika menjadi pelajar dan perjuangan hidup anada sehingga bisa sukses seperti sekarang,. sehingga anak bisa meneladani sika disiplin, pantang menyerah, rajin dan menghargai waktu.

Sabtu, 19 Maret 2011

IMPLEMENTASI REKRUTMEN GURU

IMPLEMENTASI REKRUTMEN GURU

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk di bahas. Pembahasan selalu menarik untuk diikuti oleh semua orang. Lebih-lebih yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. Guru adalah orang yang sangat memegang kunci keberhasilan dalam dunia pendidikan. Guru sangat bisa diharapkan untuk menjadi pentransfer ilmu pengetahuan, penanaman nilai-nilai akhlak dan pematangan pendidikan ketrampilan pada anak didik. Pemilihan guru yang tepat memang sangat sulit. Karena pemilihan guru yang tepat membutuh beberapa hal yang sangat menguras tenaga. uru ideal adalah dambaan peserta didik. Guru ideal adalah sosok guru yang mampu untuk menjadi panutan dan selalu memberikan contoh atau keteladanan.

Memang perekrutan guru yang ideal membutuhkan banyak tenaga, waktu dan biaya yang banyak. Sering kali setelah terjadi perekrutan guru banyak sekali ketidak baikan dalam memilih guru. Aspek yang ditempuh dalam perekrutan hanya mengandalkan faktor kognitif. Ujian penyaringan ( seleksi ) calon pegawai negeri sipil hanya mengandalkan ujian tertulis. Mestinya banyak hal yang harus diuji seperti ujian akhlak lewat wawancara dan pengamatan lapangan. Ujian cara mengajar yang baik. Baru yang terakhir adalah ujian pengetahuan ( kognitif). Kalau hal bisa terlaksana maka akan dapat memperoleh guru yang baik dan militan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan diatas, dapat ditarik beberapa pokok permasalahan untuk dianalisis dan dikaji di dalam tulisan ini. Pokok permasalahanya adalah:

1. Bagaimana mekanisme rekrutmen guru dilakukan ?

2. Apa permasalahan proses rekrutmen guru?

3. Apa usulan rekrutmen guru yang ideal ?

C. Tujuan

Makalah ini akan membahas tentang beberapa permasalahan tentang pengangkatan guru Adapun tujuannya adalah :

1. Ingin mengetahui mekanisme rekrutmen guru

2. Ingin mengetahui permasalahan proses rekrutmen guru?

3. Ingin memberikan usulan tentang rekrutmen guru ?

D. Manfaat

Pembahasan dalam makalah ini disesuaikan dengan permasalahan yang telah diungkapkan dalam perumusan masalah disertai tinjauan pustaka dari berbagai sumber sehingga makalah ini mempunyai kekutan pembahasan yang bisa dipertanggungjawabkan. Manfaat makalah ini antara lain :

  1. acuan dalam membahas mekanisme rekrutmen guru.
  2. memperluas wacana tentang permasalahan rekrutmen guru
  3. memberikan usulan tentang rekrutmen guru yang adil .

KAJIAN TEORI

A. Rekrutmen Guru

Dalam rangka memiliki guru yang berkualitas sangat tergantung pada kualitas proses rekrutmennya. Semakin baik prosesnya, semakin besar pula kemungkinan didapatkannya individu-individu yang sangat memenuhi kualifikasi sesuai dengan yang diharapkan oleh sekolah .

Rekrutmen atau Penerimaan tenaga kependidikan merupakan kegiatan
untuk memenuhi kebutuhan tenaga kependidikan pada lembaga pendidikan, baik
jumlah maupun kualitasnya, untuk kegiatan tersebut diperlukan kegiatan
penarikan. Menurut T. Hani Handoko mengemukakan bahwa Penarikan
(rekrutmen) adalah proses pencarian dan pemikatan para calon karyawan
(pelamar) yang mampu untuk melamar sebagai karyawanî. Pengelolaan unsur
manusia mulai dari perencanaan sampai pada tahap akhir, pada intinya
diorientasikan untuk tahap mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam
organisasi. Dalam hal ini mencari dan mendapatkan calon-calon tenaga
kependidikan yang memenuhi syarat sebanyak mungkin.

Selain itu menurut T.Hani Handoko Penarikan berkenaan dengan pencarian dan penarikan sejumlah karyawan potensial yang akan di seleksi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasiî.

Dari pengertian di atas tentang rekrutmen, maka dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa rekrutmen adalah proses menghasilkan satu kelompok para
pelamar kerja yang memenuhi syarat untuk bekerja di dalam organisasi. Kegiatan
rekrutmen sebagai suatu proses selalu diikuti dengan seleksi untuk menemukan
kesesuaian kebutuhan dengan kemampuan pribadi sumber daya manusia.

Menurut Ibrahim Bafadal Rekrutmen guru merupakan satu aktivitas
manajemen yang mengupayakan didapatkannya seorang atau lebih calon pegawai
yang betul-betul potensial untuk menduduki posisi tertentu di sebuah lembagaî.
Sebagai bagian dari organisasi seluruh sumber daya manusia (SDM) yang ada
memang harus mendapatkan perhatian, karena mereka akan memberikan
kontribusinya masing-masing dalam pencapaian tujuan organisasi

B. Rekrutmen yang Efektif

Rekrutmen yang efektif dipengaruhi oleh bagaimana organisasi dapat
melaksanakan sejumlah kegiatan ini di dalam proses tersebut. Menurut Stoner,
kegiatan yang dilaksanakan dalam proses rekrutmen adalah sebagai berikut:

1. Menentukan dan membuat kategori kebutuhan Sumber Daya Manusia jangka pendek dan jangka panjang

2. Selalu memperhatikan perubahan kondisi di dalam pasar tenaga kerja

3. Mengembangkan media (promosi) rekrutmen yang paling sesuai untuk menarik para pelamar.

4. Menyimpan data tentang jumlah dan kualitas peramal pekerja dari setiap sumber

5. Menindaklanjuti dari setiap permohonan pelamar kerja untuk
kemudian melakukan evaluasi efektivitas dengan upaya rekrutmen
yang telah dilakukan

C. Alasan-alasan Dasar Rekrutmen

Menurut Faustino Cardoso Gomes mengatakan bahwa Rekrutmen dilaksanakan dalam suatu organisasi karena kemungkinan adanya lowongan dengan beraneka ragam alasan yaitu sebagai berikut :

1. Berdirinya organisasi baru

2. Adanya perluasan kegiatan organisasi

3. Terciptanya pekerjaan-pekerjaan dan kegiatan-kegiatan baru

4. Adanya pekerja yang pindah keorganisasi lain

5. Adanya pekerja yang berhenti, baik dengan hormat maupun tidak hormat

6. Adanya pekerja yang berhenti karena memasuki usia pensiun

7. Adanya pekerja yang meninggal dunia.

Dari ketujuh alasan tersebut maka pemerintah melakukan rekrutmen tenaga kependidikan (guru) calon guru baru

METODE PENULISAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan permasalahn yang dikaji, penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Sudjana (2007: 195) metode penelitian kualitatif sering digunakan untuk menghasilkan grounded theory, yakni teori yang timbul dari data bukan dari hipotesis-hipotesis.

Penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2007:6)

Masalah yang dikaji adalah permasalahan rekrutmen kepala sekolah yang tidak sesuai dengan standar yang ideal dan jauh dari rasa keadilan.

B. Teknik Pengumpulan Data

Strategi pengamatan berperan-serta dianggap sebagai suatu seni atau kreativitas. Melalui pengamatan berperan-serta, peneliti dapat berpartisipasi dalam rutinitas subjek penelitian baik mengamati apa yang dilakukan, mendengarkan apa yang dikatakan, dan menanyai orang-orang lain disekitarnya selama jangka waktu tertentu (Mulyana, 2006:175)

Makalah ini disusun dengan menggunakan teknik pengumpulan data studi pustaka, yaitu pengumpulan data dengan membaca dan mempelajari berbagai buku, makalah, artikel dan opini yang berkaitan sebagai bahan referensi.

C. Teknik Analisa Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis kualitatif dalam mengolah data hasil penelitian.

PEMBAHASAN

A. Diskripsi Rekrutmen Guru

Lembaga Pendidikan merupakan sekolah yang berusaha menghadirkan yang
terbaik di era globalisasi ini. Lembaga Pendidikan bercita-cita membentuk kader
bangsa nasionalis, patriotis, beriman , berkualitas dan sanggup menghadapi
tantangan jaman.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang menyelenggarakan
kegiatan belajar mengajar memerlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas untuk keberhasilan sekolah tersebut. Untuk itu pemerintah perlu melakukan proses rekrutmen guru baru karena rekrutmen merupakan hal yang sangat penting, dengan melalui proses rekrutmen akan mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Berdasarkan hasil pengamatan dapat dianalisis bahwa implementasi rekrutmen guru ini bertujuan untuk mendapatkan guru yang profesional dan mempunyai kualifikasi yang terbaik. Rekrutmen guru baru ini perlu diadakan tiap tahun karena sesuai dengan kebutuhan sekolah-sekolah yang masih banyak membutuhkan guru terutama guru SD, maka diadakan perekrutan guru baru untuk mengisi posisi jabatan yang sesuai bidangnya. Sebelum melakukan kegiatan diperlukan persiapan rekrutmen guru baru, persiapan rekrutmen guru baru ini harus matang sehingga melalui rekrutmen tersebut sekolah bisa memperoleh guru yang baik dalam rangka manajemen peningkatan mutu pendidikan. Dimana dengan persiapan ini pemerintah melakukan pembentukan panitia rekrutmen guru baru, agar mempermudah program kerja mereka dalam proses perekrutan guru baru sehingga dapat tersusun secara sistematis dan dapat berjalan dengan lancar.

Pemerintah dalam melaksanakan proses rekrutmen guru baru
melakukan pengkajian berbagai sesuai peraturan pemerintah. Pemerintah menetapkan prosedur pendaftaran guru baru karena dengan melalui prosedur pendaftaran tersebut dapat mempermudah para pelamar sebagai syarat untuk calon guru baru agar lulus seleksi administrasi, dan data para pelamar tersebut di kondisikan pada data khusus tentang pelamarcsehingga tidak tercampur dengan berkas lain sehingga dapat tersusun dengan rapih.

Adapun cara masyarakat untuk memperoleh informasi tentang
diadakannya perekrutan guru baru untuk menjadi guru yaitu ada yang
dengan secara langsung datang ke lembaga yang berwenanang mengadakan rekrutmen guru (BKD) dan melamar menjadi pegawai, ada juga yang secara tidak langsung yaitu dengan cara mengimformasikan dengan menyebarkan brosur ke lembaga-lembaga terkait seperti UPTD-UPTD , kantor-kantor dan lain sebagainnya. Begitu pengumuman penerimaan guru baru telah disebarkan tentu masyarakat mengetahui bahwa dalam jangka waktu tertentu, sebagaimana tercantum dalam pengumuman, ada penerimaan guru baru di sekolah. Mengetahui ada penerimaan guru baru itu, lalu masyarakat yang berminat memasukkan lamarannya. Pihak panitia pun mulai menerima lamaran tersebut. Kegiatan yang harus dilakukan panitia ini yaitu mengecek semua kelengkapan yang harus
disertakan bersama surat lamaran yang isinya seperti nama pelamar, alamat
pelamar dan lain sebagainya. Kemudian panitia merekap semua pelamar
dalam format rekapitulasi pelamar agar mempermudah panitia untuk
mengetahui para pelamar yang masuk yang kemudian dilanjutkan untuk diseleksi.
Syarat-syarat seleksi ini dibuat pemerintah. Mengenai tes seleksi yang biasa diberikan kepada calon guru baru di sekolah ini adalah Psikotes, Kesehatan, Micro Teaching, Wawancara, membuat makalah setelah guru tersebut mampu berbicara
bahasa inggris dan lain sebagainya.

Disamping itu, pihak panitia selalu memprioritaskan standar seleksi
karena merupakan hal yang penting untuk dilaksanakan
, dengan melakukan seleksi yang selektif maka akan menghasilkan para
pelamar yang berkualitas. Kualifikasi yang diberikan kepada calon guru baru agar
dapat lulus dalam seleksi administrasi yaitu minimal telah menyelesaikan program
SI, pengalaman mengajar, prestasi belajar mengajar, uji sertifikasi guru, IP (2,95),
bisa berbicara bahasa Inggris. Dengan melakukan penyaringan seleksi
administrasi ini maka posisi jabatan yang lowong pun dapat terisi dengan orang
yang tepat.

B. Guru Yang Ideal

Dari hasil perenungan yang mendalam, dan juga hasil wawancara dengan teman-teman guru di mana penulis bertugas didapatkan pendapat yang beragam dan mengerucut pada tiga pendapat tentang guru ideal. Guru ideal yang diperlukan saat ini adalah pertama, guru yang memahami benar akan profesinya. Profesi guru adalah profesi yang mulia. Dia adalah sosok yang selalu memberi dengan tulus dan tak mengharapkan imbalan apapun, kecuali ridho dari Tuhan pemilik bumi. Falsafah hidupnya adalah tangan di atas lebih mulia daripada tangan di bawah. Hanya memberi tak harap kembali. Dia mendidik dengan hatinya. Kehadirannya dirindukan oleh peserta didiknya. Wajahnya selalu ceria, senang, dan selalu menerapkan 5S dalam kesehariannya (Senyum, Salam, Sapa, Syukur, dan Sabar).

Kedua, Guru yang ideal adalah guru yang memiliki sifat selalu berkata benar, penyampai yang baik, kredibel, dan cerdas. Guru yang memiliki keempat sifat itu adalah guru yang mampu memberikan keteladanan dalam hidupnya karena memiliki budi pekerti yang luhur. Selalu berkata benar, mengajarkan kebaikan, dapat dipercaya, dan memiliki kecerdasan yang luar biasa. Sifat tersebut di atas harus dimiliki oleh guru dalam mendidik anak didiknya karena memiliki motto iman, ilmu, dan amal. Memiliki iman yang kuat, menguasai ilmunya dengan baik, dan mengamalkan ilmu yang dimilikinya kepada orang lain.

Selain itu, Guru yang ideal adalah guru yang memiliki 5 kecerdasan. Kecerdasan yang dimiliki terpancar jelas dari karakter dan perilakunya sehari-hari. Baik ketika mengajar, ataupun dalam hidup ditengah-tengah masyarakat.

Kelima kecerdasan itu adalah:

1. kecerdasan intelektual

2. kecerdasan moral

3. kecerdasan social

4. kecerdasan emosional

5. kecerdasan motorik

Kecerdasan intelektual harus diimbangi dengan kecerdasan moral, mengapa? Bila kecerdasan intelektual tidak diimbangi dengan kecerdasan moral akan menghasilkan peserta didik yang hanya mementingkan keberhasilan ketimbang proses. Segala cara dianggap halal, yang penting target tercapai semaksimal mungkin. Inilah yang terjadi pada masyarakat kita sehingga kasus plagiarisme (menjiplak karya tulis ilmiah milik orang lain) dan korupsi merajalela di kalangan orang terdidik. Karena itu kecerdasan moral akan mengawal kecerdasan intelektual sehingga akan mampu berlaku jujur dalam situasi apapun. Kejujuran adalah kunci keberhasilan dan kesuksesan.

Selain kecerdasan intelektual dan moral, kecerdasan sosial juga harus dimiliki oleh guru ideal agar tidak egois, dan selalu memperdulikan orang lain yang membutuhkan pertolongannya. Dia pun harus mampu bekerjasama dengan karakter orang lain yang berbeda. Kecerdasan emosional harus ditumbuhkan agar guru tidak mudah marah, tersinggung, dan melecehkan orang lain. Dia harus memiliki sifat penyabar dan pemaaf.

Sedangkan kecerdasan motorik diperlukan agar guru mampu melakukan mobilitas tinggi sehingga mampu bersaing dalam memperoleh hasil yang maksimal. Kecerdasan motorik harus senantiasa dilatih agar guru dapat menjadi kreatif dan berprestasi. Dia memiliki ambisi dan cita-cita yang tinggi seperti menggapai bintai di langit. Tak salah bila pada akhirnya peserta didik mengatakan, “guruku mampu menggapai bintang di langit.”

Oleh karena itu, sudah sewajarnya bila anda berprofesi sebagai seorang guru harus mampu berlomba-lomba untuk menjadi sosok guru yang ideal. Ideal di mata peserta didik, ideal di mata masyarakat, dan ideal di mata Sang Maha Pemberi. Bila semakin banyak guru ideal yang tersebar di sekolah-sekolah kita, maka sudah dapat dipastikan akan banyak pula sekolah-sekolah berkualitas yang mampu membentuk karakter siswa untuk memiliki budi pekerti yang luhur. Mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang diharapkan oleh para leluhur bangsa. Semoga sosok guru ideal semakin banyak dalam dunia pendidikan kita.

C. Proses Rekrutmen Guru yang adil

Tujuan utama dalam proses rekrutmen adalah mendapatkan tenaga kependidikan (guru) yang tepat bagi suatu jabatan tertentu sehingga orang tersebut mampu bekerja secara optimal dan dapat bertahan di sekolah untuk waktu yang lama. Pelaksanaan rekrutmen merupakan tugas yang sangat penting, krusial dan membutuhkan tanggung jawab yang besar. Hal ini karena kualitas sumber daya manusia yang akan digunakan pemerintah sangat bergantung pada prosedur rekrutmen dan seleksi yang dilaksanakan. Proses rekrutmen guru bisa dilakukan melalui empat kegiatan yaitu sebagai berikut:

a. Persiapan rekrutmen guru

Kegiatan pertama, dalam proses rekrutmen guru baru, adalah melakukan persiapan rekrutmen guru baru. Persiapan rekrutmen guru baru harus matang sehingga melalui rekrutmen tersebut pemerintah bisa memperoleh guru yang baik. Kegiatan persiapan rekrutmen guru baru ini meliputi:

1. Pembentukan panitia rekrutmen guru baru.

2. Pengkajian berbagai undang-undang atau peraturan pemerintah, yang berkenaan dengan peraturan penerimaan guru, walaupun
akhir-akhir ini telah diberlakukan otonomi daerah.

3. Penetapan persyaratan-persyaratan untuk melamar menjadi guru baru.

4. Penetapan prosedur pendaftaran guru baru.

5. Penetapan jadwal rekrutmen guru baru.

6. Penyiapan fasilitas yang diperlukan dalam proses rekrutmen guru baru,
seperti media pengumuman penerimaan guru baru, format rekapitulasi
pelamar, dan format rekapitulasi pelamar yang diterima.

7. Penyiapan ruang atau tempat memasukan lamaran guru baru.

8. Penyiapan bahan ujian seleksi, pedoman pemeriksaan hasil ujian dan tempat ujian.

b. Penyebaran pengumuman penerimaan guru baru

Begitu persiapan telah selesai dilakukan, maka kegiatan berikutnya
penyebaran pengumuman dengan melalui media yang ada seperti brosur,
siaran radio, surat kabar dan sebagainya. Sudah barang tentuyang digunakan sebaiknya media yang dapat dengan mudah dibaca dan didengar oleh masyarakat. pengumuman penerimaan guru baru yang baik berisi tentang waktu, tempat, persyaratan, dan prosedur mengajukan lamaran.

c. Penerimaan lamaran guru baru

Begitu pengumuman Penerimaan lamaran guru baru telah disebarkan tentu masyarakat mengetahui bahwa dalam jangka waktu tertentu, sebagaimana tercantum dalam pengumuman, ada penerimaan guru baru. Mengetahui ada penerimaan guru baru itu, lalu masyarakat yang berminat memasukkan lamarannya. Panitia pun mulai menerima lamaran tersebut. Kegiatan yang harus dilakukan panitia meliputi:

a. Melayani masyarakat yang memasukkan lamaran kerja.

b. Mengecek semua kelengkapan yang harus disertakan bersama surat lamaran.

c. Mengecek semua isian yang terdapat didalam surat lamaran, seperti nama pelamar, alamat pelamar.

d. Merekap semua pelamar dalam format rekapitulasi pelamar.

Untuk melamar, seseorang diharuskan mengajukan surat lamaran. Surat lamaran tersebut harus dilengkapi dengan berbagai surat keterangan, seperti ijazah, surat keterangan kelahiran yang menunjukan umur pelamar, surat keterangan warga Negara Indonesia (WNI), surat keterangan kesehatan dari Dokter, surat keterangan kelakukan baik dari kepolisian.

d. Seleksi pelamar

Setelah pendaftaran atau pelamaran guru baru ditutup, kegiatan berikutnya adalah seleksi atau penyaringan terhadap semua pelamar. seleksi merupakan suatu proses pembuatan perkiraan mengenai pelamar yang mempunyai kemungkinan besar untuk berhasil dalam pekerjaanya setelah diangkat menjadi guru. Ada lima teknik dalam hal ini yaitu wawancara, pemeriksaan badan, biografis, dan teknik tes.

Dari beberapa proses kegiatan rekrutmen di atas dapat di simpulkan
bahwa strategi rekrutmen yang baik akan memberikan hasil yang positif bagi sekolah. Semakin efektif proses rekrutmen dan seleksi, semakin besar kemungkinan untuk mendapatkan guru yang tepat. Selain itu, rekrutmen dan seleksi yang efektif akan berpengaruh langsung pada produktivitas dan kinerja
guru. Dengan demikian, pengembangan dan perencanaan sistem rekrutmen dan
seleksi merupakan hal yang penting untuk dilaksanakan oleh pemerintah
agar proses yang berlangsung cukup lama dan mengeluarkan biaya
cukup besar tersebut menjadi tidak sia-sia karena mendapatkan hasil yang
berkualitas.

Menurut Sondang P. Siagian Dalam proses rekrutmen secara konseptual
dapat dikatakan bahwa langkah yang segera mengikuti proses rekrutmen, yaitu
seleksi, bukan lagi merupakan bagian dari rekrutmen. Jika proses rekrutmen
ditempuh dengan baik, maka hasilnya ialah adanya sekelompok pelamar yang
kemudian diseleksi guna menjamin bahwa hanya yang paling memenuhi
semua persyaratannyalah yang diterima sebagai pekerja dalam organisasi yang
memerlukannya.7

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari paparan data dan temuan penelitian, dapat disimpulkan bahwa :\

1. Rekrutmen guru yang adil adalah melakukan persiapan rekrutmen guru baru. Persiapan rekrutmen guru baru harus matang sehingga melalui rekrutmen tersebut pemerintah bisa memperoleh guru yang baik.

2. Semakin efektif proses rekrutmen dan seleksi, semakin besar kemungkinan untuk mendapatkan guru yang tepat.

3. Pengembangan dan perencanaan sistem rekrutmen dan
seleksi merupakan hal yang penting untuk dilaksanakan oleh pemerintah
agar proses yang berlangsung cukup lama dan mengeluarkan biaya
cukup besar tersebut menjadi tidak sia-sia karena mendapatkan hasil yang
berkualitas.

B. Saran.

Saran yang dapat diberikan dalam tulisan ini adalah :

1. Rekrutmen calon guru harus mengacu pada proses, mekanisme, aturan hukum yang jelas, transparan dan adil.

2. Hindari proses rekrutmen yang tidak jujur.

3. Dalam pelaksanaan rekrutmen harus betul-betul mengedepankan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Adi Saiful, ìKompetensi yang Harus Dimiliki Seorang Guruî, www.Saiful
Adi.wordpress.com, 6 Januari 2007

Ambar T. Sulistiyani dan Rosidah, Manajemen Sumber Daya Manusia Konsep,
Teori dan Pengembangan Dalam Konteks Organisasi Publik,
Yogyakarta : Graha Ilmu, 2003.

Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
Cet. 16, 1994.

Ibrahim Bafadal, Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar, Jakarta:
Bumi Aksara, 2003

Faustino Cardoso Gomes, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : Andi
Offset Yogyakarta, 1995.

Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi YKPN, 1995.

Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. II,
2004.

Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara,
Cet. V, 2002.

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1995.

Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan,
Jakarta: Sinar Grafika, 2006

Sadili Samsudin, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: Pustaka Setia,
2006