A. Sejarah Sosiologi Pendidikan
Sosiologi ini dicetuskan oleh Aguste Comte maka dari
itu dia dikenal sebagai bapak sosiologi, ia lahir di Montpellier tahun 1798. ia
merupakan seorang penulis kebanyakan konsep, prinsip dan metode yang sekarang
dipakai dalam sosiologi berasal dari Comte. Comte membagikan sosiologi atas
statika social dan dinamika social dan sosiologi mempunyai cirri-ciri sebagai
berikut:
1. Bersifat empiris yaitu didsarkan pada observasi dan akal
sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.
2. Bersifat teoritis yaitu selalu berusaha menyusun
abstraksi dan hasil observasi.
3. Bersifat kumulatif yaitu teori-teori sosiologi dibentuk
berdasarkan teori yang ada kemudian diperbaiki, diperluas dan diperhalus
4. Bersifat nenotis yaitu tidak mempersoalkan baik buruk
suatu fakta tertentu tetapi untuk menjelaskan fakta tersebut.
Comte
mengatakan bahwa tiap-tiap cabang ilmu pengetahuan manusia mesti melalui tiga
tahapan perkembangan teori secara berturut-turut yaitu keagamaan atau khayalan,
metafisika atau abstrak dan saintifik atau positif ( Soekadijo, 1989:4 ).
Setelah selesai perang dunia II, perkembangan masyarakat
berubah secara drastis dimana masyarakat dunia mengingnkan adanya perubahan
dalam menyahuti perkembangan dan kebutuhan baru terhadap penyesuaian perilaku
lembaga pendidikan. Oleh karena itu disiplin sosiologi pendidikan yang sempat
tenggelam dimunculkan kembali sebagai bagian dari ilmu-ilmu penting dilembaga
pendidikan ( Muhyi Batu bara, 2004:5 ).
Perkembangan sosiologi pendidikan senagai
ilmu pengetahuan dimulai sejak awal abad ke 20 yang merupakan bagian dari
sosiologi. Tetapi sebenarnya sosiologi pendidikan lahir bersamaan munculnya
persoalan-persoalan pendidikan yang tidak teratasi dan kemudian pendidikan
tersebut diatasi dengan menggunakan pendekatan sosiologis.
Sebelum berakhirnya PD II sosiologi
pendidikan sebagai suatu ilmu pengetahuan semapat hilang dari peredaran dan
tidak dianggap sebagai sesuatu yang penting untuk diajarkan di Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) di Amerika Serikat. Setelah PD II,
perkembangan masyarakat mengalami perubahan secara dratis. Dinamika masyarakat
dunia menginginkan adanya perubahan dalam menyahuti perkembangan dan kebutuhan
baru terhadap penyesuaian perilaku lembaga pendidikan, dalam menyikapi perlunya
dimensi pendidikan menjadi instrumen terpenting dalam memajukan masyarakat.
Karena itu, disiplin sosiologi pendidikan yang sempat tenggelam tersebut
dimunculkan kembali sebagai bagian dari ilmu penting di lembaga pendidikan
tenaga kependidikan (LPTK).
Lester Frank Word (1841-1913), salah
seorang pelopor sosiologi di Amerika dianggap sebagai pencetus gagasan lahirnya
sosiologi pendidikan di Amerika. Gagasan tersebut muncul dalam bukunya yang
berjudul : Applied Sociology
(Sosiologi Terapan), yang mengkaji perubahan-perubahan masyarakat karena usaha
manusia. Gagasan Word tadi kemudian dikembangkan oleh John Dewey. Dewey
memandang bahwa hubungan antara lembaga pendidikan dan masyarakat sangat
penting. Pemikiran Dewey dikembangkan lagi dalam bukunya : Democracy and Educatian (Demokrasi dan Pendidikan) pada tahun 1916
yang mendorong berkembangnya sosiologi pendidikan.
Pada tahun 1887 dibuka pertama kali kuliah
sosiologi pendidikan di Amerika Serikat. Kemudian pada tahun 1910 Henry
Suzzaalo memberi kuliah sosiologi pendidikan di Teachers Collage, di 16 Lembaga
Pendidikan Tinggi. Tahun 1917 Buku Teks Sosiologi Pendidikan pertama:
Introduction to Educational Sociology diterbitkan oleh Walter Smith. Tahun 1928
terbit The Journal of educational pimpinan E. George Payne, dan tahun 1936
disusul munculnya majalah : Social Education.
Menurut pendapat
Drs. Ary H. Gunawan, bahwa sejarah sosiologi pendidikan terdiri dari 4 fase,
yaitu:
a.
fase pertama, dimana sosiologi sebagai bagian dari pandangan tentang kehidupan
bersama filsafat umum. Pada fase ini sosiologi merupakan cabang filsafat, maka
namanya adalah filsafat sosial.
b.
Dalam fase kedua ini, timbul keinginan-keinginan untuk membangun susunan ilmu
berdasarkan pengalaman-pengalaman dan peristiwa-peristiwa nyata (empiris). Jadi
pada fase ini mulai adanya keinginan memisahkan diri antara filsafat dengan
sosial.
c.
sosiologi pada fase ketiga ini, merupakan fase awal dari sosiologi sebagai ilmu
pengetahuan yang berdiri sendiri. Orang mengatakan bahwa Comte adalah “bapak
sosiologi”, karena ialah yang pertama kali mempergunakan istilah sosiologi
dalam pembahasan tentang masyarakat.
Sedangkan Saint Simon dianggap sebagai
“perintis jalan” bagi sosiologi. Ia bermaksud membentuk ilmu yang disebut
“Psycho-Politique”. Dengan ilmu tersebut Saint Simon dan juga Comte mengambil
rumusan dari Turgot (1726-1781) sebagai orang yang berjasa terhadap sosiologi,
sehingga sosiologi menjadi tumbuh sendiri.
d.
pada fase yang terakhir ini, ciri utamanya adalah keinginan untuk bersama-sama
memberikan batas yang tegas tentang obyek sosiologi, sekaligus memberikan
pengertian-pengertian dan metode-metode sosiologi yang khusus. Pelopor
sosiologi yang otonom dalam metodenya ini berada pada akhir abad 18 dan awal 19
antara lain adalah Fiche, Novalis, Adam Muller, Hegel, dan lain-lain.
Nama-nama sosiologi pendidikan sebagaimana
yang dipakai oleh Steward adalah Sociologi
Approach to Education, Educational Sociologi, dan Sociology of Education.
Meighan dan Siarj-Blatchford mengunakan istilah Sociology of Education.
W. Taylor mengunakan istilah Educational
Sociology tekanannya terletak pada pernyataan pendidikan dan sosial, sedang Sociology of Education titik tekannya
terletak pada permasalahan sosiologis. Menurut G.E jansen Educational Sociology membahas problema pendidikan, sedangkan Sociology of Education membahas problema
sosiologi dalam pendidikan.
1 komentar:
tanks artikelnya
Posting Komentar