PERANGKAT KURIKULUM UNTUK MEMBANGUN
KOMPETENSI KECAKAPAN TEKNOLOGI
INFORMASI KOMUNIKASI
Abstrak
Pengembangan
kurikulum ini didasari oleh pemikiran bagaimana lembaga pendidikan mampu
menghasilkan lulusan yang siap kerja. Saat ini bermaksud untuk memperbaiki
pengalaman melalui pengembangan strategi untuk meningkatkan kemampuan bekerja
diantara adalah siswa. Masalah-masalah inovasi kurikulum mencakup aspek inovasi
dalam struktur kurikulum, materi kurikulum dan inovasi proses kurikulum. Ketiga
aspek inovasi kurikulum tersebut merupakan penggolongan jenis inovasi
berdasarkan komponen sistem pendidikan yang menjadi bidang garapannya.
Penguasaan kecakapan tentang teknologi komunikasi mutlak harus dikuasai pada
jaman sekarang. Pelaku pendidikan harus melek TIK, ini dikarenakan semua yang
berhubungan dengan manusia selalu bersinggungan dengan teknologi utamanya
teknologi komputer.
Dapat
dipastikan bahwa hanya individu yang mampu bersaing yang akan dapat berbicara
dalam era globalisasi ini. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi Untuk tingkat SD/MI, standar Kompetensi Teknologi
Informasi dan Komunikasi adalah: Siswa mampu mengidentifikasi
komponen dasar perangkat keras dan perangkat lunak yang sederhana untuk
mengoperasikan komputer. Siswa mampu mengoperasikan perangkat keras dan ikon
perangkat lunak komputer untuk mengolah informasi.Siswa mampu mengkomunikasikan
hasil kreasi gagasan dari penerapan perangkat lunak komputer melalui berbagai
cara untuk berbagai keperluan.
Pengimplementasian
siklus PDCA merupakan sebuah upaya untuk dapat menjalankan suatu peningkatan
berkelanjutan
Bidang
pendidikan konsep continous improvement dapat diterapkan oleh
guru dalam melaksanakan pengajaran. Pengajaran yang dilaksanakan guru tentunya
terdiri dari berbagai bab materi yang tiap babnya guru melakukan evaluasi
kepada siswanya. Hasil ujian pada bab pertama dijadikan acuan untuk perbaikan
ujian selanjutnya sehingga pada akhir pengajaran diharapkan siswa dapat
melampaui standar minimal.
Kata
kunci : kurikulum,
inovasi, TIK, PDCA,
continous improvement
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan
kurikulum ini didasari oleh pemikiran bagaimana lembaga pendidikan mampu
menghasilkan lulusan yang siap kerja. Saat ini bermaksud untuk memperbaiki
pengalaman melalui pengembangan strategi untuk meningkatkan kemampuan bekerja
diantara adalah siswa. Peluang yang dapat diperolehnya akan ditawarkan kepada siswa
sebagai menu pilihan untuk pembinaan. Selanjutnya strategi tersebut akan
berpengaruh pada peninjauan bahan ajar di masa mandatang. Kurikulum adalah
acuan bagi seorang pelaku pendidikan untuk mengelola pendidikan sesuai rencana
yang telah digariskan dalam kurikulum. Kurikulum perlu strategi inovasi
sehingga bagi pelaku akan bisa mengaplikasikan dengan mudah, efetik dan
efesien. Sedangkan di pihak murid akan terjadi proses perolehan pengetahuan dan
pada akhirnya output maupun outcomenya akan maksimal yaitu terjadi vokasi
kecakapan yang optimal sehingga akan meraih masa depan dengan penuh pencapain
jawaban tantangan hidup.
Segala
sesuatu perlu inovasi. Ini berlaku juga untuk kurikulum. Munculnya inovasi
dilalatar belakangi oleh tantangan untuk menjawab masalah-masalah krusial dalam
pendidikan termasuk keresahan pihak-pihak tertentu dalam bidang pendidikan
seperti keresahan guru tentang pelaksanaan KTSP yang dianggapnya menyulitkan,
keresahan masyarakat tentang kualitas
pendidikan selama ini yang cenderung merosot. Masalah-masalah inovasi
kurikulum mencakup aspek inovasi dalam struktur kurikulum, materi kurikulum dan
inovasi proses kurikulum. Ketiga aspek inovasi kurikulum tersebut merupakan
penggolongan jenis inovasi berdasarkan komponen sistem pendidikan yang menjadi
bidang garapannya. Inovasi kurikulum juga tergantung pada dinamika masyarakat
sehingga perubahan di masyarakat memiliki implikasi perubahan dalam pendidikan.
Perubahan dalam pendidikan merupakan hal yang harus dilakukan bahkan
mempertahankan inovasi pendidikan yang tidak populer sesuai akan merugikan anak
didik juga struktur kurikulum. Inovasi pendidikan dapat pula lahir manakala
terdapat pendirian yang baru mengenai pengembangan kurikulum yang relevan
dengan kebutuhan masyarakat sehingga sistem inovasi pendidikan yang lama tidak
lagi relevan dengan kondisi masyarakat. Perubahan kurikulum merupakan hal yang
biasa dilakukan oleh pemerintah dan bilamana pemerintah mempertahankan
kurikulum yang ada akan merugikan masyarakat itu sendiri.Dengan mengacu pada
prinsip-prinsip pendidikan, maka inovasi kurikulum yang relevan dengan kondisi
saat ini adalah kurikulum berbasis kompetensi.
Perkembangan
ilmu pengetahuan sangat cepat. Salah satunya adalah teknologi. Teknologi
merupakan hal yang bisa digunakan manusia untuk mempermudah segala kegiatan
atau untuk mencukupi berbagai macam kebutuhannya. Salah satu teknologi yang
saat ini sering digunakan hampir setiap hari adalah teknologi komputer. Saat ini komputer bukan lagi
merupakan barang mewah, alat ini sudah digunakan di berbagai bidang pekerjaan
seperti halnya pada bidang pendidikan. Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) sebagai bagian dari
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
secara umum adalah semua yang teknologi
berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan
penyajian informasi (Kementerian Negara Riset dan Teknologi, 2006: 6). Tercakup
dalam definisi tersebut adalah semua perangkat keras, perangkat lunak,
kandungan isi, dan infrastruktur komputer maupun (tele)komunikasi. Istilah TIK
atau ICT (Information and Communication
Technology), atau yang di kalangan negara Asia berbahasa Inggris disebut
sebagai Infocom, muncul setelah
berpadunya teknologi komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya)
dan teknologi komunikasi sebagai sarana penyebaran informasi pada paruh kedua
abad ke-20. Pembelajaran komputer dari pengenalan sampai penerapan sekarang
sudah menjadi makanan wajib bagi dunia pendidikan. Baik siswa maupun guru
hampir setiap hari mengoperasikan komputer.
Visi mata pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi yaitu agar siswa dapat dan terbiasa menggunakan
perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal untuk
mendapatkan dan memproses informasi dalam kegiatan belajar, bekerja, dan
aktifitas lainnya sehingga siswa mampu berkreasi, mengembangkan sikap
imaginatif, mengembangkan kemampuan eksplorasi mandiri, dan mudah beradaptasi
dengan perkembangan baru di lingkungannya · Melalui mata pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) diharapkan siswa
dapat terlibat pada perubahan pesat dalam kehidupan yang mengalami penambahan
dan perubahan dalam penggunaan beragam produk teknologi informasi dan
komunikasi.
Penguasaan
kecakapan tentang teknologi komunikasi mutlak harus dikuasai pada jaman
sekarang. Pelaku pendidikan harus melek TIK, ini dikarenakan semua yang
berhubungan dengan manusia selalu bersinggungan dengan teknologi utamanya
teknologi komputer. Maka tepat sekali bila guru harus menguasai dahulu kemudian
diajarkan dalam pembelajaran kepada murid. Sehingga murid akan bisa menguasai
hal-hal yang berhubungan dengan teknologi.
B.
Rumusan Masalah
Dari
uraian latar belakang di atas maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut
:
- Bagaimanakah konsep pengembangan kurikulum yang bisa mengaplikasikan penguasaan kecakapan Teknologi Informasi dan Komunikasi?
- Bagaimanakah indikator-indikator pembelajaran untuk mencapai pengusaan kecakapan Teknologi informasi dan Komunikasi?
- Bagamanakah tindak lanjut dalam peningkatan hasil yang sesuai dengan siklus improvement and continuous (PDCA)?
C.
Tujuan
Tujuan Penulisan paper ini adalah :
- Memberikan gambaran konsep pengembangan kurikulum yang bisa mengaplikasikan penguasaan kecakapan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
- Memberikan informasi indikator-indikator pembelajaran untuk mencapai pengusaan kecakapan Teknologi informasi dan Komunikasi.
- Memberikan petunjuk tindak lanjut dalam peningkatan hasil yang sesuai dengan siklus improvement and continuous (PDCA
II.
PEMBAHASAN
A.
Konsep
Pengembangan Kurikulum dalam Aplikasi Pengusaan Kecakapan Teknologi Informasi
dan Komunikasi
Kurikulum Berbasis Kompetensi, dapat
dikatakan sebagai salah satu bentuk inovasi kurikulum. Kemunculannya seiring
dengan munculnya semangat reformasi pendidikan, diawali dengan munculnya
kebijakan pemerintah dalam pemerintahan daerah atau dikenal otonomi daerah
Undang-Undang Nomor 22 tahun l999. Kelahiran kebijakan pemerintah ini didorong oleh
perubahan dan tuntutan kebutuhan masyarakat dalam dimensi globalisasi yang
ditandai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu pesat sehingga
kehidupan penuh persaingan dalam segi apapun tidak bisa dihindari dan harus
siap untuk kemajuan suatu bangsa. Dapat dipastikan bahwa hanya individu yang
mampu bersaing yang akan dapat berbicara dalam era globalisasi ini. Untuk itu,
setiap individu harus memiliki kompetensi yang handal dalam berbagai bidang
sesuai dengan minat , bakat, dan kemampuan nyata (Sanjaya, 2005:8).
Kurikulum berbasis kompetensi
dikembangkan untuk memberikan keahlian dan keterampilan sesuai dengan standar
kompetensi yang diperlukan untuk
meningkatkan daya saing dan daya jual untuk menciptakan kehidupan yang berharkat
dan bermartabat ditengah-tengah perubahan, persaingan, dan kerumitan kehidupan
sosial, ekonomi, politik dan budaya. Adanya kurikulum berbasis kompetensi
memungkinkan hasil lulusan menjadi lebih terampil dan kompeten dalam segala
tuntutan masyarakat sekitarnya.
Kurikulum berbasis kompetensi merupakan
seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang
harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar dan pemberdayaan
sumber daya pendidikan dan mengembangkan sekolah (Depdiknas, 2002). Dari rumusan
tersebut, KBK lebih menekankan pada kompetensi atau kemampuan apa yang harus
dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran tertentu,
sedangkan masalah bagaimana cara
mencapainya, secara teknis operasional diserahkan kepada guru di lapangan.
Tidak ada dalam KBK secara tersirat dan tersurat apa yang harus dilakukan guru
untuk mencapai kompetensi tertentu. KBK hanyalah memberikan petunjuk seca
universal bagaimana seharusnya pola pembelajaran diterapkan oleh setiap guru.
Rumusan lain tentang kompetensi menurut McAshan (l981) adalah suatu
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan atau kapabilitas yang dimiliki
seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga mewarnai perilaku
kognitif, afektif, dan psikomotornya. Ini berarti bahwa kompetensi bukan hanya
ada dalam tataran pengetahuan akan tetapi sebuah kompetensi harus tergambarkan
dalam pola perilaku, artinya bagaimana implementasi pengetahuan itu diwujudkan
dalam pola tindakan yang siswa lakukan sehari-hari. Sehingga kompetensi itu pada hakekatnya merupakan perpaduan dari
pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap yang direfleksikan dalam bentuk
kebiasaan berfikir dan bertindak.
Gordon (l988) menyarankan beberapa
aspek yang harus terkandung dalam kompetensi sebagai berikut:
1.
Pengetahuan (knowledge), yaitu pengetahuan untuk melakukan proses
berfikir.
2. Pemahaman
(understanding). Yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki individu.
3. Keterampilan
(skill), yaitu sesuatu yang dimiliki individu untuk melakukan tugas yang dibebankan.
4. Nilai (value) adalah
suatu standar perilaku yang telah diyakini sehingga akan mewarnai dalam segala
tindakannya.
5.
Sikap (attitude), yaitu perasaan atau reaksi terhadap suatu rangsang
yang datang dari
luar, perasaan senang atau tidak senang terhadap sesuatu masalah
6. Minat (interest),
yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perbuatan untuk mempelajari materi
pelajaran.
Kompetensi apa saja yang harus
dicapai oleh KBK? Wina Sanjaya (2005) memberikan apresiasi terdapat 4
kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa sesuai dengan tuntutan KBK, yaitu:
1. Kompetensi akademik,
yaitu peserta didik harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengatasi
tantangan dan persoalan hidup
2.
Kompetensi okupasional, artinya peserta didik harus memiliki kesiapan
dan mampu
beradaptasi terhadap dunia kerja
3. Kompetensi kultural,
artinya peserta didik harus mampu menempatkan diri sebaik-baiknya dalam sistem
budaya dan tata nilai masyarakat
4. Kompetensi temporal, yaitu peserta didik
tetap eksis dalam menjalani kehidupannya sesuai dengan tuntutan perkembangan
zaman.
Standar Kompetensi Bahan Kajian Teknologi Informasi
dan Komunikasi
1. Pemahaman
Konsep, Pengetahuan, dan operasi dasar. Mengenali Hakekat dan dampak teknologi,
moral, dan etika penggunaan teknologi, media massa digital, masalah ergonomis
dan keamanan, dasar-dasar komputer serta pengoperasian teknologi multimedia.
2. Pengolahan Informasi untuk Produktivitas
Menggunakan pengetahuan dan keterampilan untuk berbagai macam dasar
perangkat produktivitas teknologi.
3. Komunikasi, Eksplorasi, Pengambilan keputusan dan
PenyelesaianMasalah
Menggunakan pengetahuan dan keterampilannya dalam situasi kehidupan
nyata untuk mendapatkan informasi, mengelola gagasan,memecahkan masalah,
melakukan penelitian, dan menggunakanperangkat komunikasi untuk mengirimkan
informasi kepada orang lain.
Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk tingkat SD/MI, standar Kompetensi
Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah:
1. Pemahaman konsep, pengetahuan, dan operasi
dasar
Siswa mampu mengidentifikasi komponen dasar
perangkat keras dan perangkat lunak yang sederhana untuk mengoperasikan
komputer.
2. Pengolahan
informasi untuk produktifitas
Siswa mampu mengoperasikan perangkat keras dan ikon
perangkat lunak komputer untuk mengolah informasi.
3. Pemecahan
masalah, eksplorasi dan komunikasi
Siswa mampu mengkomunikasikan hasil kreasi gagasan
dari penerapan perangkat lunak komputer melalui berbagai cara untuk berbagai
keperluan.
B.
Indikator-indikator
pembelajaran untuk mencapai pengusaan kecakapan Teknologi informasi dan
Komunikasi
Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas I
Standar Kompetensi:
1. Menunjukkan
perangkat keras komputer
2. Menggunakan
ikon menggambar
3. Memililh
dan mewarnai gambar dengan menggunakan komputer serta mengkomunikasikannya
Indikator :
1. Menunjukkan
alat-alat teknologi informasi dan komunikasi misalnya bel, telepon, handphone,
TV,komputer. Mempraktekkan carakerja alat teknologi informasi dan komunikasi.
2. Megidentifikasi:
CPU, monitor, keyboard, mouse, printer, speaker, CD-ROM, disket.
3. Menunjukkan
fungsi-fungsi: CPU, monitor, keyboard, mouse, printer, speaker, CD-ROM, disket.
Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas III
Standar Kompetensi:
1. Menunjukkan
ikon pengolah gambar
2. Mendemonstrasikan
ikon pengolah gambar
3. Mengolah
gambar secara kreatif
Indikator
:
1. Memilih
gambar. Membedakan perangkat lunak menggambar dengan perangkat lunak lainnya.
2. Menunjukkan
cara duduk atau posisi badan dengan peralatan teknologi informasi dan komunikasi.
Mengatur posisi jarak dengan monitor yang aman.
3. Mendemonstrasikan
4. ikon-ikon:
garis, kotak, bulat, pensil, penghapus-,pewarna
Standar
Kompetensi Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas III
Standar
Kompetensi:
1. Menunjukkan
ikon pengolah gambar
2. Mendemonstrasikan
ikon pengolah gambar
3. Mengolah
gambar secara kreatif
Indikator :
1. Menunjukkan
posisiikon-ikon:Pemadu gambar, pengkopi gambar, pemotong gambar, penghapus
gambar.
2. Mendemonstrasikan
ikon-ikon: Pemadu gambar, pengkopi gambar, pemotong gambar, penghapus gambar.
3. Membuat
beberapa gambar. Mengkombinasikan warna.
Standar
Kompetensi Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas IV
Standar
Kompetensi:
1. Menunjukkan
perangkat lunak pengolah kata
2. Mendemonstrasikan
perangkat lunak pengolah kata
3. Mengolah
dokumen secara kreatif
Indikator :
1. Menunjukkan
ikon-ikon: pembuka, penyimpan, penutup, pencetak.
2. Mendemonstrasikan
cara-cara: membuka file, menyimpan file, mencetak file, menutup file.
3. Membuka
dokumen. Mengetik dokumen. Menyimpan dokumen. Mencetak dokumen. Menyimpan
dengan nama lain.
Standar
Kompetensi Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas V
Standar
Kompetensi:
1. Menunjukkan
menu standar pengolah kata
2. Mengoperasikan
ikon menu standar pengolah kata
3. Mengintegrasikan
gambar kedalam dokumen
Indikator :
1. Menunjukkan
ikon-ikon: huruf tebal, garis bawah, huruf miring. Meletakkan teks. Menghargai
hak pribadi dan pekerjaanorang lain.
2. Mendemonstrasikan
ikon-ikon: huruf tebal, garis bawah, huruf miring.
3. Menyelipkan
gambar. Membuat teks. Menyatukan gambar dengan teks.
Standar Kompetensi Mata Pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi Kelas VI
Standar Kompetensi:
1. Menunjukkan
perangkat lunak pengolah kata denganikon pendukung
2. Menggunakan
ikon pendukung
3. Merancang
teks dengan mengintegrasikan gambar, tabel, dan grafik pada dokumen.
Indikator :
1. Mengidentifikasi
ikon-ikon untuk: membuat teks, membuat gambar, membuat tabel, membuat grafik.
2. Mendemonstrasikan
penggunaan ikon-ikon: clip art, picture, text box, insert table teks, gambar
dan table.
3. Menyelipkan
gambar. Menyelipkan grafik. Menyelipkan tabel. Menyatukan teks,gambar, grafik,
dan table.
C.
Tindak
lanjut dalam peningkatan hasil yang sesuai dengan siklus improvement and
continuous (PDCA)
Pengimplementasian
siklus PDCA merupakan sebuah upaya untuk dapat menjalankan suatu peningkatan
berkelanjutan.
Siklus
ini terdiri atas :
- Rencana (plan)
Penetapan target untuk perbaikan dan
perumusan rencana tindakan guna mencapai target tersebut.
- Lakukan (do)
Pelaksanaan dari rencana yang telah
dibuat.
- Periksa (check)
Kegiatan pemeriksaan segala prosedur
yang telah dijalankan guna memastikannya agar tetap berjalan sesuai rencana
sekaligus memantau kemajuan yang telah ditempuh
- Tindak (act)
Proses
PDCA digambarkan sebagai suatu bola yang harus didorong menuju arah visi yang
letaknya diatas. Tentu memerlukan tenaga dan upaya untuk dapat meletakkan bola
tersebut menuju visi yang letaknya diatas. Jika tidak ada upaya, mustahil bola PDCA tersebut akan
mencapai visi yang letaknya diatas. Kondisi ini menandakan bahwa mutu tersebut
harus diupayakan, tidak ada mutu datang dengan sendirinya. Namun dalam upaya
mendorong bola PDCA tersebut ke atas, selain diperlukan upaya untuk
mendorongnya juga diperlukan alat untuk mengganjal agar supaya jika ada kondisi
yang tidak diinginkan bola PDCA tidak lagi turun ke bawah, tetapi bisa ditahan
pada level tertentu. Alat untuk mengganjal tersebut adalah standar. Jika pada
level tertentu sudah dapat dicapai maka bola PDCA didorong lagi lebih ke atas
dan kemudian supaya tidak turun maka bola PDCA harus diganjal dengan standar.
Demikian seterusnya sampai bola PDCA dapat mencapai visi.
Metamorfosa
tersebut merupakan upaya sekolah
mencapai visi. Dalam mencapai visi,
harus menetapkan sasaran-sasaran jangka pendek, dan tujuan-tujuan jangka
menengah. Dalam setiap
Deming’s,
yang merupakan pencetus dari siklus PDCA ini mengatakan bahwa jika organisasi
ingin menghasilkan mutu dari produk/ jasa yang akan dihasilkan, maka “roda
PDCA” harus berputar. Artinya, jika kualitas dari suatu produk/ jasa ingin
dicapai oleh suatu organiasasi, maka organisasi tersebut dalam melaksanakan
pekerjaannya harus dengan siklus PDCA. Pekerjaan tersebut direncanakan, rencana
yang telah dibuat dilaksanakan, pelaksanaan yang telah dilakukan dimonitoring, diukur
atau dinilai, hasil penilaian dilakukan analisis, hasil analisis digunakan
untuk merencanakan pengembangan berikutnya, demikian seterusnya sehingga
organisasi tersebut selalu mampu memenuhi kepuasan stakeholders dan berkembang
secara berkelanjutan.
Continous improvement (perbaikan
berkesinambungan)
Persaingan dan selalu berubahnya
permintaan pelanggan merupakan alasan perlunya dilakukan perbaikan
berkesinambungan. Untuk mencapai perbaikan berkesinambungan, pimpinan tidak
cukup hanya menerima ide perbaikan, tetapi juga secara aktif mendorong setiap
orang untuk mengidentifikasi dan menggunakan kesempatan perbaikan (never
accept the status quo). Dalam perbaikan berkesinambungan diasumsikan bahwa
sesuatu rusak apabila menyimpang dari target yang diinginkan oleh pelanggan.
Bidang pendidikan konsep continous
improvement dapat diterapkan oleh guru dalam melaksanakan pengajaran.
Pengajaran yang dilaksanakan guru tentunya terdiri dari berbagai bab materi
yang tiap babnya guru melakukan evaluasi kepada siswanya. Hasil ujian pada bab
pertama dijadikan acuan untuk perbaikan ujian selanjutnya sehingga pada akhir
pengajaran diharapkan siswa dapat melampaui standar minimal. Logikanya jika
ujian dilakukan dengan sedikit demi sedikit dan terus menerus untuk memenuhi
standar, maka pada ujian nasional siswa juga akan lulus sesuai dengan standar.
Sehingga pengajaran yang dilaksanakan mengikuti siklus yang terus meningkat
tahap demi tahap.
III.
PENUTUP
Kurikulum
yang dibuat harus mengandung banyak inovasi sehingga dapat menjawab tantangan
jaman yang semakin dinamis dan komplek. Inovasi kurikulum diharapkan dapat
mengupayakan pengurangan rasa jenuh dalam pelaksanaan kurikulum itu sendiri
sehingga guru dalam melaksakan pembelajaran semangat dan murid mestinya akan
terangsang untuk aktif kreatif sehingga pada akhirnya dapat menimbulkan
manusia-manusia masa depan yang bisa menjawab tantangan jamannya. Konsep-konsep
yang baik perlu digali dan yang paling penting dilaksanakan, dievaluasi, dan
tindak lanjut sehingga terjadi kesinambungan pola pelaksanaan kurikulum yang
akan melahirkan generasi dengan pengetahuan yang unggul, kecakapan yang berdaya
saing, serta bersikap yang arif dan bijaksana.
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, Toha,
M. 1998, Pendidikan Jarak Jauh dan Penerapan
Negroponte, N. 1998 .Being Digital.
Terjemahan, Bandung: Mizan di Indonesia,
Kementerian Negara Riset dan Teknologi. 2006. Buku Putih. Penelitian Pengembangan dan Penerapan I
Masaaki Imai. 1998. Genba
Kaizen : Pendekatan Akal Sehat, Berbiaya Rendah Pada Manajemen. Jakarta, Pustaka Brinaman Pressindo
http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2009/03/18/pemanfaatan-teknologi-informasi-dan-komunikasi-sebagai-media-pembelajaran/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar