PERMENDIKBUD

Minggu, 22 Juli 2012

PERANGKAT KURIKULUM UNTUK MEMBANGUN KOMPETENSI KECAKAPAN TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI

PERANGKAT KURIKULUM UNTUK MEMBANGUN
KOMPETENSI KECAKAPAN TEKNOLOGI
INFORMASI KOMUNIKASI

Abstrak
Pengembangan kurikulum ini didasari oleh pemikiran bagaimana lembaga pendidikan mampu menghasilkan lulusan yang siap kerja. Saat ini bermaksud untuk memperbaiki pengalaman melalui pengembangan strategi untuk meningkatkan kemampuan bekerja diantara adalah siswa. Masalah-masalah inovasi kurikulum mencakup aspek inovasi dalam struktur kurikulum, materi kurikulum dan inovasi proses kurikulum. Ketiga aspek inovasi kurikulum tersebut merupakan penggolongan jenis inovasi berdasarkan komponen sistem pendidikan yang menjadi bidang garapannya. Penguasaan kecakapan tentang teknologi komunikasi mutlak harus dikuasai pada jaman sekarang. Pelaku pendidikan harus melek TIK, ini dikarenakan semua yang berhubungan dengan manusia selalu bersinggungan dengan teknologi utamanya teknologi komputer.
Dapat dipastikan bahwa hanya individu yang mampu bersaing yang akan dapat berbicara dalam era globalisasi ini. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk tingkat SD/MI, standar Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah: Siswa mampu mengidentifikasi komponen dasar perangkat keras dan perangkat lunak yang sederhana untuk mengoperasikan komputer. Siswa mampu mengoperasikan perangkat keras dan ikon perangkat lunak komputer untuk mengolah informasi.Siswa mampu mengkomunikasikan hasil kreasi gagasan dari penerapan perangkat lunak komputer melalui berbagai cara untuk berbagai keperluan.
Pengimplementasian siklus PDCA merupakan sebuah upaya untuk dapat menjalankan suatu peningkatan berkelanjutan Bidang pendidikan konsep continous improvement dapat diterapkan oleh guru dalam melaksanakan pengajaran. Pengajaran yang dilaksanakan guru tentunya terdiri dari berbagai bab materi yang tiap babnya guru melakukan evaluasi kepada siswanya. Hasil ujian pada bab pertama dijadikan acuan untuk perbaikan ujian selanjutnya sehingga pada akhir pengajaran diharapkan siswa dapat melampaui standar minimal.

Kata kunci : kurikulum, inovasi, TIK, PDCA, continous improvement


I.         PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Pengembangan kurikulum ini didasari oleh pemikiran bagaimana lembaga pendidikan mampu menghasilkan lulusan yang siap kerja. Saat ini bermaksud untuk memperbaiki pengalaman melalui pengembangan strategi untuk meningkatkan kemampuan bekerja diantara adalah siswa. Peluang yang dapat diperolehnya akan ditawarkan kepada siswa sebagai menu pilihan untuk pembinaan. Selanjutnya strategi tersebut akan berpengaruh pada peninjauan bahan ajar di masa mandatang. Kurikulum adalah acuan bagi seorang pelaku pendidikan untuk mengelola pendidikan sesuai rencana yang telah digariskan dalam kurikulum. Kurikulum perlu strategi inovasi sehingga bagi pelaku akan bisa mengaplikasikan dengan mudah, efetik dan efesien. Sedangkan di pihak murid akan terjadi proses perolehan pengetahuan dan pada akhirnya output maupun outcomenya akan maksimal yaitu terjadi vokasi kecakapan yang optimal sehingga akan meraih masa depan dengan penuh pencapain jawaban tantangan hidup.
Segala sesuatu perlu inovasi. Ini berlaku juga untuk kurikulum. Munculnya inovasi dilalatar belakangi oleh tantangan untuk menjawab masalah-masalah krusial dalam pendidikan termasuk keresahan pihak-pihak tertentu dalam bidang pendidikan seperti keresahan guru tentang pelaksanaan KTSP yang dianggapnya menyulitkan, keresahan masyarakat tentang kualitas  pendidikan selama ini yang cenderung merosot. Masalah-masalah inovasi kurikulum mencakup aspek inovasi dalam struktur kurikulum, materi kurikulum dan inovasi proses kurikulum. Ketiga aspek inovasi kurikulum tersebut merupakan penggolongan jenis inovasi berdasarkan komponen sistem pendidikan yang menjadi bidang garapannya. Inovasi kurikulum juga tergantung pada dinamika masyarakat sehingga perubahan di masyarakat memiliki implikasi perubahan dalam pendidikan. Perubahan dalam pendidikan merupakan hal yang harus dilakukan bahkan mempertahankan inovasi pendidikan yang tidak populer sesuai akan merugikan anak didik juga struktur kurikulum. Inovasi pendidikan dapat pula lahir manakala terdapat pendirian yang baru mengenai pengembangan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan masyarakat sehingga sistem inovasi pendidikan yang lama tidak lagi relevan dengan kondisi masyarakat. Perubahan kurikulum merupakan hal yang biasa dilakukan oleh pemerintah dan bilamana pemerintah mempertahankan kurikulum yang ada akan merugikan masyarakat itu sendiri.Dengan mengacu pada prinsip-prinsip pendidikan, maka inovasi kurikulum yang relevan dengan kondisi saat ini adalah kurikulum berbasis kompetensi. 
Perkembangan ilmu pengetahuan sangat cepat. Salah satunya adalah teknologi. Teknologi merupakan hal yang bisa digunakan manusia untuk mempermudah segala kegiatan atau untuk mencukupi berbagai macam kebutuhannya. Salah satu teknologi yang saat ini sering digunakan hampir setiap hari adalah teknologi komputer. Saat ini komputer bukan lagi merupakan barang mewah, alat ini sudah digunakan di berbagai bidang pekerjaan seperti halnya pada bidang pendidikan. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai bagian  dari ilmu pengetahuan  dan teknologi (IPTEK) secara umum adalah semua  yang teknologi berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi),  pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi (Kementerian Negara Riset dan Teknologi, 2006: 6). Tercakup dalam definisi tersebut adalah semua perangkat keras, perangkat lunak, kandungan isi, dan infrastruktur komputer maupun (tele)komunikasi. Istilah TIK atau ICT (Information and Communication Technology), atau yang di kalangan negara Asia berbahasa Inggris disebut sebagai Infocom, muncul setelah berpadunya teknologi komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya) dan teknologi komunikasi sebagai sarana penyebaran informasi pada paruh kedua abad ke-20. Pembelajaran komputer dari pengenalan sampai penerapan sekarang sudah menjadi makanan wajib bagi dunia pendidikan. Baik siswa maupun guru hampir setiap hari mengoperasikan komputer.  
Visi mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi yaitu agar siswa dapat dan terbiasa menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal untuk mendapatkan dan memproses informasi dalam kegiatan belajar, bekerja, dan aktifitas lainnya sehingga siswa mampu berkreasi, mengembangkan sikap imaginatif, mengembangkan kemampuan eksplorasi mandiri, dan mudah beradaptasi dengan perkembangan baru di lingkungannya · Melalui mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)  diharapkan siswa dapat terlibat pada perubahan pesat dalam kehidupan yang mengalami penambahan dan perubahan dalam penggunaan beragam produk teknologi informasi dan komunikasi.
Penguasaan kecakapan tentang teknologi komunikasi mutlak harus dikuasai pada jaman sekarang. Pelaku pendidikan harus melek TIK, ini dikarenakan semua yang berhubungan dengan manusia selalu bersinggungan dengan teknologi utamanya teknologi komputer. Maka tepat sekali bila guru harus menguasai dahulu kemudian diajarkan dalam pembelajaran kepada murid. Sehingga murid akan bisa menguasai hal-hal yang berhubungan dengan teknologi.

B.   Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :
  1. Bagaimanakah konsep pengembangan kurikulum yang bisa mengaplikasikan penguasaan kecakapan Teknologi Informasi dan Komunikasi?
  2. Bagaimanakah indikator-indikator pembelajaran untuk mencapai pengusaan kecakapan Teknologi informasi dan Komunikasi?
  3. Bagamanakah tindak lanjut dalam peningkatan hasil yang sesuai dengan siklus improvement and continuous (PDCA)?
C.   Tujuan
       Tujuan Penulisan paper ini adalah :
  1. Memberikan gambaran konsep pengembangan kurikulum yang bisa mengaplikasikan penguasaan kecakapan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
  2. Memberikan informasi indikator-indikator pembelajaran untuk mencapai pengusaan kecakapan Teknologi informasi dan Komunikasi.
  3. Memberikan petunjuk tindak lanjut dalam peningkatan hasil yang sesuai dengan siklus improvement and continuous (PDCA
II.           PEMBAHASAN
A.           Konsep Pengembangan Kurikulum dalam Aplikasi Pengusaan Kecakapan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Kurikulum Berbasis Kompetensi, dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk inovasi kurikulum. Kemunculannya seiring dengan munculnya semangat reformasi pendidikan, diawali dengan munculnya kebijakan pemerintah dalam pemerintahan daerah atau dikenal otonomi daerah Undang-Undang Nomor 22 tahun l999. Kelahiran kebijakan pemerintah ini didorong oleh perubahan dan tuntutan kebutuhan masyarakat dalam dimensi globalisasi yang ditandai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu pesat sehingga kehidupan penuh persaingan dalam segi apapun tidak bisa dihindari dan harus siap untuk kemajuan suatu bangsa. Dapat dipastikan bahwa hanya individu yang mampu bersaing yang akan dapat berbicara dalam era globalisasi ini. Untuk itu, setiap individu harus memiliki kompetensi yang handal dalam berbagai bidang sesuai dengan minat , bakat, dan kemampuan nyata (Sanjaya, 2005:8).
Kurikulum berbasis kompetensi dikembangkan untuk memberikan keahlian dan keterampilan sesuai dengan standar kompetensi yang  diperlukan untuk meningkatkan daya saing dan daya jual untuk menciptakan kehidupan yang berharkat dan bermartabat ditengah-tengah perubahan, persaingan, dan kerumitan kehidupan sosial, ekonomi, politik dan budaya. Adanya kurikulum berbasis kompetensi memungkinkan hasil lulusan menjadi lebih terampil dan kompeten dalam segala tuntutan masyarakat sekitarnya.
Kurikulum berbasis kompetensi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dan mengembangkan sekolah (Depdiknas, 2002). Dari rumusan tersebut, KBK lebih menekankan pada kompetensi atau kemampuan apa yang harus dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran tertentu, sedangkan masalah bagaimana  cara mencapainya, secara teknis operasional diserahkan kepada guru di lapangan. Tidak ada dalam KBK secara tersirat dan tersurat apa yang harus dilakukan guru untuk mencapai kompetensi tertentu. KBK hanyalah memberikan petunjuk seca universal bagaimana seharusnya pola pembelajaran diterapkan oleh setiap guru. Rumusan lain tentang kompetensi menurut McAshan (l981) adalah suatu pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan atau kapabilitas yang dimiliki seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga mewarnai perilaku kognitif, afektif, dan psikomotornya. Ini berarti bahwa kompetensi bukan hanya ada dalam tataran pengetahuan akan tetapi sebuah kompetensi harus tergambarkan dalam pola perilaku, artinya bagaimana implementasi pengetahuan itu diwujudkan dalam pola tindakan yang siswa lakukan sehari-hari. Sehingga kompetensi itu  pada hakekatnya merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap yang direfleksikan dalam bentuk kebiasaan berfikir dan bertindak.
Gordon (l988) menyarankan beberapa aspek yang harus terkandung dalam kompetensi sebagai berikut:
1.  Pengetahuan (knowledge), yaitu pengetahuan untuk melakukan proses berfikir.
2. Pemahaman (understanding). Yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki individu.
3. Keterampilan (skill), yaitu sesuatu yang dimiliki individu untuk melakukan tugas   yang dibebankan.
4. Nilai (value) adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini sehingga akan mewarnai dalam segala tindakannya.
5.  Sikap (attitude), yaitu perasaan atau reaksi terhadap suatu rangsang yang datang dari
     luar, perasaan senang atau tidak senang terhadap sesuatu masalah
6. Minat (interest), yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu tindakan   atau perbuatan untuk mempelajari materi pelajaran.
           Kompetensi apa saja yang harus dicapai oleh KBK? Wina Sanjaya (2005) memberikan apresiasi terdapat 4 kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa sesuai dengan tuntutan KBK, yaitu:
1. Kompetensi akademik, yaitu peserta didik harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengatasi tantangan dan persoalan hidup
2.  Kompetensi okupasional, artinya peserta didik harus memiliki kesiapan dan mampu
     beradaptasi terhadap dunia kerja
3. Kompetensi kultural, artinya peserta didik harus mampu menempatkan diri sebaik-baiknya dalam sistem budaya dan tata nilai masyarakat
4.  Kompetensi temporal, yaitu peserta didik tetap eksis dalam menjalani kehidupannya sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.
Standar Kompetensi Bahan Kajian Teknologi Informasi dan Komunikasi
1. Pemahaman Konsep, Pengetahuan, dan operasi dasar. Mengenali Hakekat dan dampak teknologi, moral, dan etika penggunaan teknologi, media massa digital, masalah ergonomis dan keamanan, dasar-dasar komputer serta pengoperasian teknologi multimedia.
2. Pengolahan Informasi untuk Produktivitas
    Menggunakan pengetahuan dan keterampilan untuk berbagai macam dasar perangkat produktivitas teknologi.
3. Komunikasi, Eksplorasi, Pengambilan keputusan dan PenyelesaianMasalah
    Menggunakan pengetahuan dan keterampilannya dalam situasi kehidupan nyata untuk mendapatkan informasi, mengelola gagasan,memecahkan masalah, melakukan penelitian, dan menggunakanperangkat komunikasi untuk mengirimkan informasi kepada orang lain.
Standar Kompetensi Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk tingkat SD/MI, standar Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah:
1.  Pemahaman konsep, pengetahuan, dan operasi dasar
Siswa mampu mengidentifikasi komponen dasar perangkat keras dan perangkat lunak yang sederhana untuk mengoperasikan komputer.
2.    Pengolahan informasi untuk produktifitas
Siswa mampu mengoperasikan perangkat keras dan ikon perangkat lunak komputer untuk mengolah informasi.
3.    Pemecahan masalah, eksplorasi dan komunikasi
Siswa mampu mengkomunikasikan hasil kreasi gagasan dari penerapan perangkat lunak komputer melalui berbagai cara untuk berbagai keperluan.

B.       Indikator-indikator pembelajaran untuk mencapai pengusaan kecakapan Teknologi informasi dan Komunikasi
       Standar Kompetensi Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas I
Standar Kompetensi:
1.      Menunjukkan perangkat keras komputer
2.      Menggunakan ikon menggambar
3.    Memililh dan mewarnai gambar dengan menggunakan komputer serta mengkomunikasikannya
Indikator : 
1.    Menunjukkan alat-alat teknologi informasi dan komunikasi misalnya bel, telepon, handphone, TV,komputer. Mempraktekkan carakerja alat teknologi informasi dan komunikasi.
2.      Megidentifikasi: CPU, monitor, keyboard, mouse, printer, speaker, CD-ROM, disket.
3.      Menunjukkan fungsi-fungsi: CPU, monitor, keyboard, mouse, printer, speaker, CD-ROM, disket.

       Standar Kompetensi Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas III
 Standar Kompetensi:
1.    Menunjukkan ikon pengolah gambar
2.    Mendemonstrasikan ikon pengolah gambar
3.    Mengolah gambar secara kreatif
Indikator :
1.    Memilih gambar. Membedakan perangkat lunak menggambar dengan perangkat lunak lainnya.
2.    Menunjukkan cara duduk atau posisi badan dengan peralatan teknologi informasi dan komunikasi. Mengatur posisi jarak dengan monitor yang aman.
3.    Mendemonstrasikan
4.    ikon-ikon: garis, kotak, bulat, pensil, penghapus-,pewarna
Standar Kompetensi Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas III
Standar Kompetensi:
1.      Menunjukkan ikon pengolah gambar
2.      Mendemonstrasikan ikon pengolah gambar
3.      Mengolah gambar secara kreatif
Indikator :
1.      Menunjukkan posisiikon-ikon:Pemadu gambar, pengkopi gambar, pemotong gambar, penghapus gambar.
2.      Mendemonstrasikan ikon-ikon: Pemadu gambar, pengkopi gambar, pemotong gambar, penghapus gambar.
3.      Membuat beberapa gambar. Mengkombinasikan warna.
Standar Kompetensi Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas IV
Standar Kompetensi:
1.      Menunjukkan perangkat lunak pengolah kata
2.      Mendemonstrasikan perangkat lunak pengolah kata
3.      Mengolah dokumen secara kreatif
Indikator :
1.      Menunjukkan ikon-ikon: pembuka, penyimpan, penutup, pencetak.
2.    Mendemonstrasikan cara-cara: membuka file, menyimpan file, mencetak file, menutup file.
3.    Membuka dokumen. Mengetik dokumen. Menyimpan dokumen. Mencetak dokumen. Menyimpan dengan nama lain.
Standar Kompetensi Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas V
Standar Kompetensi:
1.      Menunjukkan menu standar pengolah kata
2.      Mengoperasikan ikon menu standar pengolah kata
3.      Mengintegrasikan gambar kedalam dokumen
Indikator :
1.    Menunjukkan ikon-ikon: huruf tebal, garis bawah, huruf miring. Meletakkan teks. Menghargai hak pribadi dan pekerjaanorang lain.
2.    Mendemonstrasikan ikon-ikon: huruf tebal, garis bawah, huruf miring.
3.    Menyelipkan gambar. Membuat teks. Menyatukan gambar dengan teks.
Standar Kompetensi Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas VI
Standar Kompetensi:
1.      Menunjukkan perangkat lunak pengolah kata denganikon pendukung
2.      Menggunakan ikon pendukung
3.      Merancang teks dengan mengintegrasikan gambar, tabel, dan grafik pada dokumen.
Indikator :
1.      Mengidentifikasi ikon-ikon untuk: membuat teks, membuat gambar, membuat tabel, membuat grafik.
2.      Mendemonstrasikan penggunaan ikon-ikon: clip art, picture, text box, insert table teks, gambar dan table.
3.      Menyelipkan gambar. Menyelipkan grafik. Menyelipkan tabel. Menyatukan teks,gambar, grafik, dan table.
C.      Tindak lanjut dalam peningkatan hasil yang sesuai dengan siklus improvement and continuous (PDCA)
Pengimplementasian siklus PDCA merupakan sebuah upaya untuk dapat menjalankan suatu peningkatan berkelanjutan.
Siklus ini terdiri atas :
  1. Rencana (plan)
Penetapan target untuk perbaikan dan perumusan rencana tindakan guna mencapai target tersebut.
  1. Lakukan (do)
Pelaksanaan dari rencana yang telah dibuat.
  1. Periksa (check)
Kegiatan pemeriksaan segala prosedur yang telah dijalankan guna memastikannya agar tetap berjalan sesuai rencana sekaligus memantau kemajuan yang telah ditempuh
  1. Tindak (act)
Proses PDCA digambarkan sebagai suatu bola yang harus didorong menuju arah visi yang letaknya diatas. Tentu memerlukan tenaga dan upaya untuk dapat meletakkan bola tersebut menuju visi yang letaknya diatas. Jika tidak ada upaya, mustahil bola PDCA tersebut akan mencapai visi yang letaknya diatas. Kondisi ini menandakan bahwa mutu tersebut harus diupayakan, tidak ada mutu datang dengan sendirinya. Namun dalam upaya mendorong bola PDCA tersebut ke atas, selain diperlukan upaya untuk mendorongnya juga diperlukan alat untuk mengganjal agar supaya jika ada kondisi yang tidak diinginkan bola PDCA tidak lagi turun ke bawah, tetapi bisa ditahan pada level tertentu. Alat untuk mengganjal tersebut adalah standar. Jika pada level tertentu sudah dapat dicapai maka bola PDCA didorong lagi lebih ke atas dan kemudian supaya tidak turun maka bola PDCA harus diganjal dengan standar. Demikian seterusnya sampai bola PDCA dapat mencapai visi.
Metamorfosa tersebut merupakan upaya sekolah mencapai visi. Dalam mencapai visi, harus menetapkan sasaran-sasaran jangka pendek, dan tujuan-tujuan jangka menengah. Dalam setiap
Deming’s, yang merupakan pencetus dari siklus PDCA ini mengatakan bahwa jika organisasi ingin menghasilkan mutu dari produk/ jasa yang akan dihasilkan, maka “roda PDCA” harus berputar. Artinya, jika kualitas dari suatu produk/ jasa ingin dicapai oleh suatu organiasasi, maka organisasi tersebut dalam melaksanakan pekerjaannya harus dengan siklus PDCA. Pekerjaan tersebut direncanakan, rencana yang telah dibuat dilaksanakan, pelaksanaan yang telah dilakukan dimonitoring, diukur atau dinilai, hasil penilaian dilakukan analisis, hasil analisis digunakan untuk merencanakan pengembangan berikutnya, demikian seterusnya sehingga organisasi tersebut selalu mampu memenuhi kepuasan stakeholders dan berkembang secara berkelanjutan.

Continous improvement (perbaikan berkesinambungan)
Persaingan dan selalu berubahnya permintaan pelanggan merupakan alasan perlunya dilakukan perbaikan berkesinambungan. Untuk mencapai perbaikan berkesinambungan, pimpinan tidak cukup hanya menerima ide perbaikan, tetapi juga secara aktif mendorong setiap orang untuk mengidentifikasi dan menggunakan kesempatan perbaikan (never accept the status quo). Dalam perbaikan berkesinambungan diasumsikan bahwa sesuatu rusak apabila menyimpang dari target yang diinginkan oleh pelanggan.
      Bidang pendidikan konsep continous improvement dapat diterapkan oleh guru dalam melaksanakan pengajaran. Pengajaran yang dilaksanakan guru tentunya terdiri dari berbagai bab materi yang tiap babnya guru melakukan evaluasi kepada siswanya. Hasil ujian pada bab pertama dijadikan acuan untuk perbaikan ujian selanjutnya sehingga pada akhir pengajaran diharapkan siswa dapat melampaui standar minimal. Logikanya jika ujian dilakukan dengan sedikit demi sedikit dan terus menerus untuk memenuhi standar, maka pada ujian nasional siswa juga akan lulus sesuai dengan standar. Sehingga pengajaran yang dilaksanakan mengikuti siklus yang terus meningkat tahap demi tahap.

III.        PENUTUP
Kurikulum yang dibuat harus mengandung banyak inovasi sehingga dapat menjawab tantangan jaman yang semakin dinamis dan komplek. Inovasi kurikulum diharapkan dapat mengupayakan pengurangan rasa jenuh dalam pelaksanaan kurikulum itu sendiri sehingga guru dalam melaksakan pembelajaran semangat dan murid mestinya akan terangsang untuk aktif kreatif sehingga pada akhirnya dapat menimbulkan manusia-manusia masa depan yang bisa menjawab tantangan jamannya. Konsep-konsep yang baik perlu digali dan yang paling penting dilaksanakan, dievaluasi, dan tindak lanjut sehingga terjadi kesinambungan pola pelaksanaan kurikulum yang akan melahirkan generasi dengan pengetahuan yang unggul, kecakapan yang berdaya saing, serta bersikap yang arif dan bijaksana.

DAFTAR PUSTAKA

Anggoro, Toha, M. 1998, Pendidikan Jarak Jauh dan Penerapan
 Negroponte, N. 1998 .Being Digital. Terjemahan, Bandung: Mizan di Indonesia,
Kementerian Negara Riset dan Teknologi. 2006. Buku Putih. Penelitian Pengembangan dan Penerapan I
Masaaki Imai. 1998. Genba Kaizen : Pendekatan Akal Sehat, Berbiaya Rendah Pada Manajemen. Jakarta, Pustaka Brinaman Pressindo
http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2009/03/18/pemanfaatan-teknologi-informasi-dan-komunikasi-sebagai-media-pembelajaran/

Tidak ada komentar: