PERMENDIKBUD

Minggu, 12 Desember 2010

makalah MBS

Manajemen Berbasis Sekolah

oleh

Kastowo, S.Pd

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesadaran pentingnya pendidikan yang dapat memberikan harapan dan kemungkinan yang lebih baik di masa mendatang, telah mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia pendidikan. Pendidikan yang merupakan upaya meningkatkan kualitas hidup manusia pada intinya bertujuan untuk memanusiakan manusia, mendewasakan, serta merubah perilaku, serta meningkatkan kualitas hidup ( Nanang Fattah , 2005 : 1.2 ).

Pada kenyataannya pendidikan bukan suatu upaya sederhana, melainkan kegiatan yang dinamis dan penuh tantangan. Pendidikan akan selalu berubah seiring perubahan jaman. Pendidikan tidak hanya menyangkut investasi dan kondisi kehidupan yang akan datang, melainkan menyangkut kondisi dan suasana kehidupan saat ini. Maka pendidikan memerlukan upaya perbaikan dan peningkatan sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntutan kehidupan masyarakat.

Sekolah sebagai institusi( lembaga ) pendidikan yang merupakan wadah tempat proses pendidikan memiliki sistem komplek dan dinamis. Sekolah bukan hanya tempat berkumpul guru dan murid tetapi sekolah berada dalam satu tatanan yang rumit dan berkaitan. Maka sekolah perlu suatu organisasi yang membutuhkan pengelolaan. Kegiatan inti yang akan dicapai adalah mengahasilkan lulusan yang berkualitas tinggi sesuai dengan tuntuan kebutuhan masyarakat.

Dalam pengelolaan sekolah di SD Terteg Kecamatan Pucakwangi banyak kendala yang perlu keseriusan untuk menanganinya. Fokus utama dan pertama adalah pemberdayaan intern guru. Karena guru sebagai subyek pembentuk jiwa dan karakter anak didik. Dengan memberdayakan subyek maka diharapkan subyek ( guru ) bisa mentransfer dan membentuk sesuai tujuan pendidikan yang meliputi ranah kognitif, psykomotor dan afektif. Penanganan kondisi pada jiwa karakter guru perlu penangan serius, hati-hati dan bijaksana. Ada sebagian masyarakat cenderung memberi label guru yang kurang bisa digugu dan ditiru. Maka konsep yang digunakan adalah pola kemitraan yang membangun.

Pemberdayaan sekolah melalui Manajemen Berbasis Sekolah ( MBS ) yang intinya memberikan kewenangan dan pendelegasian kewenangan ( delegation of authority ) kepada sekolah untuk melakukan pebaikan dan peningkatan kualitas berkelanjutan ( quality continous improvement ). Menurut MBS pengelolaan sekolah yang memberi kekuasaan kepala sekolah untuk merancang dan meningkatkan partisipasi masyarakat untuk perbaikan kinerja sekolah. Tetapi pada kenyataannya banyak kendala. Kendala-kendala itu disikapi dengan pola kebijaksaanaan dengan harapan untuk meminimalkan problematika.

Kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap sekolah juga menjadi kendala sehingga meningkatkan penurunan perolehan jumlah siswa sebagai pendaftar siswa baru sehingga juga mengganggu aktifitas roda institusi sekolah. Murid dengan jumlah jauh dibawah standar menyebabkan motivasi anak didik juga menurun. Kesulitannya lagi terjadi kegiatan adu prestasi di tingkat kecamatan maka yang terjadi adalah perolehan hasil lomba yang kurang memuaskan. Tetapi walaupun begitu sebagai kepala sekoah sebagai top leader di tingkat sekolah mencoba mengelola hal seperti itu dengan penuh kejelasan dan aplikatif positif.

Sarana kegiatan pembelajaran yang kurang sesuai kebutuhan juga menambah rentetan permasalahan. Mulai dari hal kurang kebersihan, sanitasi dan kebersihan halaman serta ruang sekolah. Dampak yang timbul adalah ketidaknyamanan dalam belajar. Sehingga hasil yang dicapai juga kurang optimal.

Menimbulkan rasa kepercayaan masyarakat adalah hal yang terpenting tanpa memperkeruh suasana. Suasana yang dibangun adalah suasana yang kooperatif dan kondusif sehingga terwujudnya kerjasama yang harmonis untuk meraih program pendidikan di sekolah.

B. Permasalahan

Dengan memperhatikan latar belakang di atas maka muncul permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah strategi yang ditempuh dalam pelaksanaan pengelolaan SD Terteg ?

2. Bagaimanakah cara membangun perencanaan mutu SD Terteg ?

3. Bagaimana hasil yang dicapai dalam aplikasi dari strategi dan perencanaan mutu yang ditempuh ?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Memberi gambaran pola strategi pelaksanaan pengelolaan sekolah.

2. Memberi gambaran cara membangun perencanaan mutu.

3. Memberi ilustrasi tentang hasil aplikasi pola strategi pengelolaan sekolah.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Strategi Pengelolaan Sekolah

1. Konsep strategi

Strategi adalah langkah-langkah yang sistematis dan sistemik dalam melaksanakan rencana secara menyeluruh ( makro) dan berjangka panjang dalam pencapaian tujuan.

Di bawah ini terdapat table tipe sekolah berdasarkan lima persyaratan :

Tipe Sekolah

Syarat I

Pemilihan Kepala Sekolah dan Guru

Syarat 2

Bentuk Partisipasi Masyarakat

Syarat 3

Kemampuan Dasar

Syarat 4

Kemampuan Pengadaan Dana

Syarat 5

Nilai Ujian Akhir

1.Tipe penuh

Dipilih karena memiliki ketrampilan

Partisipasi masyarakat besar

Pendapatan daerah tinggi

Tak tergantung pada pemerintah

Tinggi

2.Tipe menengah

Dipilih karena memiliki ketrampilan

Partisipasi masyarakat cukup besar

Pendapatan daerah sedang

Tergantung pada pemerintah

Sedang

3.Tipe minimal

Dipilih karena memiliki ketrampilan

Partisipasi masyarakat kurang

Pendapatan daerah rendah

Sangat tergantung pada pemerintah

Rendah

Sumber : BPPN, Bank Dunia ( 1999)

Sekolah yang pada awalnya tipe minimal sekarang sudah pada tipe menengah dan pada akhirnya akan berkembang pada tipe penuh. Maka strategi penerapan konsep pengelolaan sekolah harus memfungsikan sekolah dengan fokus kepada kemampuan dalam hal :

a. Menyusun Rencana Sekolah dan Rencana Anggaran.

b. Mengelola sekolah berdasarkan Rencana Sekolah dan Rencana Anggaran.

c. Memfungsikan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sekolah

2. Rencana Sekolah

Sesuatu yang direncanakan pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Tujuan itu antara lain :

a. Membantu sekolah menjelaskan pengelolaan sekarang dan waktu yang akan datang.

b. Mendorong dan mendukung partisipasi masyarakat.

c. Mendorong adanya keputusan-keputusan ( decision making ) di tingkat sekolah.

d. Mendorong terciptanya ketentuan dalam perencanaan dan pelaksanaannya.

3. Rencana Strategi

Rencana strategis pengelolaan sekolah yang mengacu kepada indikator output sekolah atas kinerja sekolah yang terdiri dari :

a. Mutu

b. Efektifitas

c. Efesiensi

d. Produktivitas

e. Inovasi

f. Kepuasan kerja pegawai

Kepala Sekolah dan guru sebagai tumpuan sekolah ditantang untuk bertindak kreatif dan dituntut terus meningkatkan profesionalitasnya sehingga dapat memberdayakan semua sumber daya secara optimal. Sistem akuntabilitas bagi pihak yang berkepentingan ( stakeholder ) perlu mendapatkan perhatian dengan konsekuensi sekolah untuk mengelola pendidikan dan anggaran.

B. Perencanaan Mutu

1. Konsep Perencanaan

Setiap proses manajemen kegiatan perlu adanya perencanaan, pengorganisasian, penyelenggaraan, penempatan staf, pengontrolan dan lain-lain. Maka perencanaan harus baik sehingga akan mendekatkan pada kenyataan pencapaian tujuan.

Perencanaan dapat diartikan sebagai proses kegiatan pemikiran dan penentuan prioritas-prioritas yang harus dilakukan secara rasional sebelum melakukan tindakan yang sebenar-benarnya dalm rangka mencapai tujuan.

2. Model Langkah Kegiatan Perencanaan

Salah satu proses perencanaan dikemukakan sebagai berikut ( Erwin N. Ginting , 1989 ) :

a. Penyusunan rencana,langkah-langkahnya :

- Tinjauan keadaan ( review of performance )

- Perkiaran keadaan waktu yang akan dilalui ( forcasting )

- Identifikasi kebijaksanaan atau usaha-usaha yang perlu dilakukan bagi rencana.

- Susunan pengesahan rencana.

b. Penyusunan program rencana, penjabaran dari rincian kegiatan, pembiayaan, penentuan sub bagian yang akan dilakukan menurut ukuran skala prioritas.

c. Pelaksanaan rencana; kegiatan operasi yang telah direncanakan dan diprogramkan.

d. Pengawasan terhadap pelaksanaan rencana.

e. Evaluasi tehadap proses perencanaan.

3. Visi dan Misi Sekolah

Sekolah dalam mencapai keberhasilan yang efektif maka harus menciptakan situasi atau iklim yang memungkinkan target dan komitmen keberhasilan melalui inovasi-inovasi dan pemanfaatan sumber daya yang ada. Maka langkah yang ditempuh adalah menentukan visi dan misi sekolah. Visi memiliki makna akan menghasilkan kesuksesan yang berarti ( Polale, 1973 ). Konsep visi harus mencakup dua komponen yaitu philosopi penuntun dan gambaran yang nyata ( Collins & Porras, 1991 ).

Visi SD Negeri Terteg adalah :

BERPRESTASI BERAZASKAN IMAN DAN TAQWA, BERAKAR BUDAYA DAN BERBUDI LUHUR

Sedangkan misi SD Negeri Terteg adalah :

1. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan PAKEM.

2. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik secara seimbang.

3. Menumbuhkan penghayatan terhadap keagamaan dan adat ketimuran.

4. Mengembangkan budaya dan budi pekerti luhur sebagai aspirasi dalam berperilaku demokratis.

5. Menumbuhkan pola hidup sehat dan berjiwa seni yang menghasilkan ketrampilan.

6. Menerapkan pengelolaan sekolah bersistem MBS.

Untuk aplikasi dari pada visi dan misi adalah dengan pembedayaan subyek pendidikan yaitu guru. Dalam pembedayaan guru meliputi bidang akhlak, disiplin, dan penambahan pengetahuan baik segi kognitif, afektif maupun psikomotor. Penataran atau pelatihan sering diikuti warga guru untuk meningkatkan pengetahuannya sehingga banyak khasanah pengetahuan yang diserap untuk ditransformasikan secara positif dan konsisten pada anak didik.

Penataan tertib administrasi juga ditekankan setiap waktu, sehingga dalam pembelajaran melakukan perencanaan baik mulai dari prota, promes, silabus, RPP dan Rencana Harian. Untuk mendukung itu setiap satu minggu sekali mengikuti KKG ditingkat gugus maupun desiminasi tingkat sekolah.

Pemberdayaan anak didik mutlak dilakukan. Ini adalah salah satu aplikasi dari penggunaan dana BOS. Anak didik di samping mendapat pembelajaran intrakurikuler juga mendapat pelajaran ekstrakuler. Kegiatan intrakurikuler yang diadakan pada mapel mulok SD adalah pembelajaran Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. Ini dikandung maksud untuk konsep bahasa sekarang di mana banyak warga masyarakat ataupun orang tuanya yang merantau ke luar negeri terutama ke Timur Tengah.

Kegiatan ekstrakuruler mempunyai jadwal yang sangat padat seperti table berikut ini :

Hari

Senin

Rabo

Kamis

Jumat

Sabtu

Kesenian

Komputer

TPQ/BTQ

Pramuka

Olah Raga

Kegiatan : - Kesenian : menyanyi

- Komputer : pengenalan piranti, pembelajaran mengetik, game.

- TPQ : baca tulis Alqur’an

- Pramuka : materi kepramukaan

- Olah raga : atletik, senam, tenis meja, catur, bulutangkis

Kegiatan keagamaan dalam penanaman ibadah kepada Sang Khalik yaitu melaksanakan kegiatan sholat berjamaah pada waktu sholat dhuhur hari Senin, Selasa, Rabo dan Kamis untuk Kelas IV, V, dan VI. Dengan berbagai kegiatan tesebut menjadi motivasi tersendiri bagi siswa dan orang tua untuk lebih giat dalam dunia pendidikan

C. Hasil dari Strategi Pengelolaan dan Upaya Peningkatan Mutu

Setelah melihat uraian di atas dapat dilihat hasil kegiatan dari pada strategi penglolaan dan upaya peningkatan mutu sebagai berikut :

1. Guru

Terjadi peningkatan kinerja dan kedisiplinannya. Seperti mengajar tepat waktu, tertib administasi dan lain-lain.

2. Siswa

a. Bidang Akademis

Perolehan daftar Nilai UASBN yang semakin meningkat

Perolehan Juara I lomba IT tingkat Kecamatan.

b. Bidang Agama

Terjadinya melek huruf Arab, peningkatan pengetahuan agama dan aplikasinya.

c. Bidang Olah Raga

Perolehan Juara I catur Tingkat Kecamatan.

d. Bidang Kesenian

- Solo Song tampil menghibur pada acara panggung pelajar dalam rangka Perpisahan Kelas VI

3. Penjaga Sekolah

Semakin mantap dan penuh tanggung jawab dalam menjalankan tugasnya.

4. Sarana dan Prasarana

Dengan adanya perolehan Dana Alokasi Khusus sebesar Rp 250.000,00, maka terjadilah gedung dan sarananya yang memadai sehingga terbentuk wahana pembelajaran yang sehat, segar, dan menyegarkan baik fisik dan psikis. Dengan sarana yang baik pendidikan akan kokoh maju menapak mencetak diri dan generasi yang unggul dalam IMTAQ dan IPTEK.

5. Hubungan Sosial

Semakin baik hubungan sosial antar guru, penjaga, dan siswa dengan memperhatikan adab bergaul secara kondusif

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

1. Sekolah sebagai institusi( lembaga ) pendidikan yang merupakan wadah tempat proses pendidikan memiliki sistem komplek dan dinamis. Sekolah bukan hanya tempat berkumpul guru dan murid tetapi sekolah berada dalam satu tatanan yang rumit dan berkaitan.

2. Strategi adalah langkah-langkah yang sistematis dan sistemik dalam melaksanakan rencana secara menyeluruh ( makro) dan berjangka panjang dalam pencapaian tujuan.

3. Perencanaan dapat diartikan sebagai proses kegiatan pemikiran dan penentuan prioritas-prioritas yang harus dilakukan secara rasional sebelum melakukan tindakan yang sebenar-benarnya dalm rangka mencapai tujuan

4. Pemberdayaan anak didik mutlak dilakukan. Ini adalah salah satu aplikasi dari penggunaan dana BOS. Anak didik di samping mendapat pembelajaran intrakurikuler juga mendapat pelajaran ekstrakuler

B. Saran

1. Untuk meningkatkan kinerja guru maka seyogyanya terjadi monitoring dari atasan secara berkesinambungan.

2. Untuk meningkatkan pengetahuan guru maka sebaiknya diadakan pelatihan secara berkala dan menyeluruh bagi semua guru

DAFTAR PUSTAKA

Bobbi de Potter dkk. 2005. Quantum Teaching, Memprakrikkan Quantum Leraning di Ruang-Ruang Kelas. PT MizanPustaka: Jakarata.

Depdiknas. 2005/2006. Bahan Penataran Pustakawan Jarak Jauh. Bina Pustaka: Jakarta

Depdiknas. 2008. Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan Nasional tahun 2010-2014. Bina Pustaka: Jakarta.

Fattah, Nanang , 2005, Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta, Universitas Terbuka

Handoko, Hani T. 1995. Manajemen. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

…………………., Buku Pedoman Sekolah Sehat, Pati, Pokja Sekolah Sehat FKKS

Internet : Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000, Sekolah Berstandar Internasional, Teknik Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 , http://www.iso.ch ; http://www.bsi.org.uk/iso-tc176-sc-2

.

Tidak ada komentar: