PERMENDIKBUD

Kamis, 01 November 2018

MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI SD . UNIVERSITAS TERBUKA. PDGK4502

MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI SD

MODUL 4, 5 DAN 6
DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuTugas
Mata KuliahPengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di SD

                                               Tutor : Kastowo, S.Pd. M.Pd.



                                                         Oleh:
1.    RIKA APRIANI(835138946)
2.    RATIH YULIANTI (835137761)
3.    SITI MUNTAMAH (835138939)
4.    SUHARTINI            (835137407)
5.    NGATMIN               (835139084)


UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAKJAUH SEMARANG
POKJAR SMP NEGERI 8 PATI
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di SD”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin

Pati,      Oktober 2018


                                                                                               Penyusun



DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................................... i
Kata Pengantar............................................................................................................. ii
Daftar Isi ..................................................................................................................... iii
I.         PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah................................................................................... 1
B.   Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
II.      PEMBAHASAN
MODUL 4 Kegiatan Belajar 1............................................................................ .. 2
A.    Implikasi Manajemen Berbasis Sekolah......................................................... .. 2
B.     Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi.................................................... 3
C.     Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetens................................................. 4
D.    Prinsip Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi................................. 4
Kegiatan Belajar 2
A.    Peran Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran................................................... 5
B.    Implementasi KBK Melalui Pembelajaran Terpadu.......................................... 5
MODUL 5 Kegiatan Belajar 1
A.    Profil Kurikulum SD Sebelum Tahun 1968...................................................... 7
B.    Profil Kurikulum SD Tahun 1968..................................................................... 9
C.     Profil Kurikulum SD Tahun 1975..................................................................... 9
Kegiatan Belajar 2
A.  Kurikulum SD Tahun 1984............................................................................. 10
B.  Profil Kurikulum SD Tahun 1994................................................................... 11
C.  Profil Kurikulum SD Tahun 2004................................................................... 12
MODUL 6 Kegiatan Belajar 1
A.    Landasan dan Prinsip Pengembangan KTSP................................................. 13
B.     Landasan Atau Rasional KTSP..................................................................... 13
A.  KESIMPULAN DAN SARAN
B.   Kesimpulan..................................................................................................... 17
C.   Saran .............................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, interaksi anata guru (pendidik) dengan peserta didik pada dasarnya untuk mencapai tujuan – tujuan pendidikan yang ada. Untuk memajukan suatu pendidikan yang diharapkan oleh masyarakat, pendidik, peserta didik, dan tujuan pendidikan merupakan suatu komponen yang sangat erat hubungannya, karena ketiga komponen in secara kualitatif maupun kuantitatif. Pendidik merupakan tenaga yang profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyaraka. Keterampilan dan pengimplementasian dalam profesi sangat didukung oleh teori yang telah dipelajari khususnya dalam pengembangan kurikulum yang telah ditetapkan disekolah masing – masing. Jadi yang dikatakan seorang yang profesioanl dituntut banyak belajar dalam mengimplementasikan pengalaman materi yang digelutinya untuk pengembangan kurikulum yang ada di sekolahnya masing – masing. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan kepada siswa dan merupakan suatu usaha untuk pencapaian tujuan pembelajaran, secara kualitatif dan kuantitatif.

B. Rumusan Masalah
Maka berdasarkan latar belakang diatas rumusan permasalahannya adalah :
1.    Bagaimana konsep dasar kurikulum berbasis kompetensi ?
2.    Bagaimana implikasi penerapan kurikulum berbasis komputer ?
3.    Bagaimana perkembangan kurikulum sekolah dasar sampai tahun 1975 ?
4.    Bagaimana kurikulum sekolah dasar tahu 1984 – 2004 ?
5.    Bagaimana landasan dan prinsip pengembangan KTSP ?
6.    Bagaimana pengembangan KTSP ?




BAB II
PEMBAHASAN

MODUL 4
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

KEGIATAN BELAJAR 1
KONSEP DASAR KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
A.      Implikasi Manajemen Berbasis Sekolah
       Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah model pengelolaan yang memberikan otonomi atau kemandirian kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan langsung semua warga sekolah sesuai dengan standar yang ditetapkan. MBS bertujuan:
1.    Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia;
2.    Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama;
3.    Meningkatkan tanggungjawab sekolah kepada orang tua, sekolah, dan pemerintah tentang mutu sekolah; serta
4.    Meningkatkan kompetisi sehat antar sekolah dalam mencapai mutu pendidikan yang diharapkan.
MBS memberikan kesempatan bagi sekolah untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan agar dapat mengunakan sumber daya secara optimal.Dua asumsi dasar penerapan MBS,:
1.    Sekolah dipandang sebagai  suatu lembaga layanan jasa pendidikan yang memosisikan kepala sekolah sebagai manajer pendidikan dan bertanggung jawab terhadap peningkatan mutu pelayanan dan hasil belajar.
2.    Dapat efektif diterapkan apabila didukung oleh sistem berbagi  kekuasaan antara pemerintah pusat dan daerah dalam pengelolaan sekolah.
Prinsip umum pelaksanaan MBS:
1.      Profesionalisme, dengan komponen pendidikan yaitu pengelola, praktisi, dan profesionalisme dewan sekolah.
2.      Pembagian kewenangan, sesuai fungsi dan perannya masing-masing.
3.      Pencapaian mutu pendidikan, memiliki misi dan visi sesuai jenjang sekolah.
4.      Partisipasi masyarakat, menuntut keterlibatan dan tanggung jawab semua pihak terkait.
5.      Transparansi, berpijak pada keterbukaan dalam pengelolaan.
6.      Pembentukan Dewan Sekolah, sebagai institusi penopang dan bertugas mengidentifikasi tujuan dan manfaat program pendidikan serta merencanakan dan melaksanakan program bersama sekolah.
B.       Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum dalam pengertian modern lebih dari sekedar rencana pelajaran, tetapi sebagai pengalaman belajar yang diperoleh siswa dari sekolah. Empat komponen utamanya: tujuan,  materi, strategi belajar mengajar, dan sistem evaluasi.  Kurikulum sebagai pedoman guru dalam proses belajar mengajar di sekolah. Kurikulum berubah sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan kebutuhan masyarakat.
Selama tiga puluh empat tahun, Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan kurikulum. Tahun 2004, kita menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang kemudian dikembangkan  oleh Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) berdasarkan PP no 19/2005 yang menyatakan bahwa penyusunan kurikulum merupakan tanggung jawab setiap satuan pendidikan. Perundangan lain yang terkait dengan KTSP adalah:
(1)    Permen Diknas RI no. 22/2006 tentang Standar Isi
(2)    Permen Diknas RI no. 23/2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
(3)    Permen Diknas RI no. 24/2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi
Kurikulum 2004 dikenal dengan KBK berisi standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang harus dicapai peserta didik melalui materi pokok dan indicator pencapaian hasil belajar. Kompetensi dasar terdiri dari :
1.      Kompetensi Akademik, peserta didik harus memiliki pengetahuan dan keterampilan mengatasi tantangan dan persoalan hidup secara independen.
2.      Kompetensi Okupasional, peserta didik harus memiliki kesiapan dan mampu beradaptasi terhadap dunia kerja.
3.      Kompetensi Kultural, peserta didik harus mampu menempatkan diri sebaik-baiknya dalam sistem budaya dan tata nilai masyarakat yang pluralistik.
4.      Kompetensi Temporal, peserta didik tetap eksis dalam menjalani kehidupan, mampu memanfaatkan ketiga kemampuan dasar yang dimiliki sesuai dengan perkembangan jaman.
Selain itu juga dikenal keterampilan atau kecakapan hidup (lifeskill) yang mencakup lima kategori:
           1.       Keterampilan mengenal diri sendiri/personal
           2.       Keterampilan berpikir rasional
           3.       Keterampilan sosial
           4.       Keterampilan akademik
           5.       Keterampilan vokasional
C.      Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi
       Secara umum, karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah sebagai berikut:
           1.       Menitikberatkan pada pencapaian target kompetensi daripada penguasaan materi
           2.       Mengakomodasi  keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia
           3.       Memberikan kebebasan lebih luas kepada pelaksana pendidikan di lapangan untuk mengembangkan dan melaksanakan program-program pembelajaran sesuai dengan kebutuhuan.
Empat komponen utama Kurikulum Berbasis Kompetensi  (Boediono, 2002):
a)    FrameworkKurikulum dan Hasil Belajar
b)   FrameworkPenilaian Berbasis Kelas
c)    FrameworkKegiatan Belajar Mengajar
d)   FrameworkPengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah
D.      Prinsip Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Prinsip umum pengembangan kurikulum adalah:
           1.       Iman dan Takwa, Nilai, dan Budi Pekerti
           2.       Ketahanan dan Integritas Bangsa
           3.       Keberseimbangan
           4.       Berorientasi Global
           5.       Berbasis Teknologi Informasi
           6.       Berorientasi pada “Kecapakan Hidup”
           7.       Berorientasi pada Siswa
           8.       Berkesinambungan
           9.       Berorientasi pada Proses dan Hasil
KEGIATAN BELAJAR 2
IMPLIKASI PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

A.    Peran Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran
Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi memerlukan tenaga pengelola pendidikan yang memiliki profesionalisme dan dedikasi tinggi. Kompetensi guru menurut UU no. 14/2005 tentang guru dan dosen, terdiri dari: kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.  Guru berperan penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran. Dalam KBK, guru dituntut menaruh perhatian pada keberadaan dan kebutuhan siswa, juga memiliki keterampilan menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang kondusif dengan cara mengelola siswa dan sarana pembelajaran dengan baik. Guru harus mampu berinovasi dalam hal media pembelajaran yang meningkatkan  aktifitas siswa dan pada akhirnya meningkatkan hasil belajar.
Keterampilan melaksanakan prosedur mengajar:
                1.       Kegiatan memulai pelajaran
                2.       Kegiatan mengelola pembelajaran
                3.       Kegiatan mengorganisasi waktu
                4.       Kegiatan melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar
                5.       Kegiatan mengakhiri pelajaran
Secara singkat, peran guru dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai perencana, pengatur, penilai, dan pembimbing.
B.   Implementasi KBK Melalui Pembelajaran Terpadu
Faktor mengajar yang perlu diperhatikan agar proses pembelajaran efektif:
                1.       Kesempatan untuk belajar, yaitu kegiatan pembelajaran perlu menjamin pengalaman siswa untuk secara langsung mengamati dan mengalami proses, produk, keterampilan, dan nilai yang diharapkan.
                2.       Pengetahuan awal siswa, artinya bahwa kegiatan mengajar perlu menyediakan pengalaman belajar dengan pengetahuan awal siswa sambil memperluas dan menunjukkan keterbukaan dan cara tindak sehari – hari
                3.       Refleksi, artinya mendorong tindakan (aksi) dan renungan pada tiap siswa
                4.       Motivasi, artinya kegiatan belajar yang memberi motivasi dan kejelasan tujuan
                5.       Keragaman individu, artinya kegiatan belajar yang mempertimbangkan perbedaan individu
                6.       Kemandirian dan kerja sama, artinya kegiatan belajar yang mendorong siswa untuk belajar mandiri maupun melalui kerja sama
                7.       Suasana yang mendukung, artinya bahwa sekolah dan kelas perlu diatur lebih aman dan kondusif untuk menciptakan setuasi belajar yang lebih efektif
                8.       Belajar untuk kebersamaan, artinya kegiatan belajar yang mendorong siswa untuk memiliki simpati, empati dan toleransi pada orang lain
                9.       Siswa sebagai pembangun gagasan, kegiatan belajar yang mengakomodasi pandangan bahwa pembangun gagasan
              10.     Rasa ingin tahu, artinya kegiatan belajar yang memupuk rasa ingin tahu, mendorong kreativitas, dan selalu mengagungkan kebesaran Yang Maha Esa
              11.     Menyenangkan, artinya kegiatan belajar yang menyenangkan siswa
              12.     Interaksi dan komunikasi, artinya kegiatan belajar yang menyakinkan siswa terlibat aktif secara mental, fisik dan sosial
              13.     Belajar cara belajar, artinya kegiatan belajar yang memuat keterampilan belajar
Pembelajaran terpadu (integrated learning) menekankan pada kesatuan konsep sehingga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kreatifitas dalam menemukan keterkaitan antara bahan belajar. Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa menemukan sendiri suatu konsep dan prinsip secara holistic, bermakna, dan otentik.
Tiga tipe pembelajaran terpadu yang terdiri dari 10 model (Fogarty, 1991:5):
a.       Tipe pembelajaran terpadu  dalam satu disiplin ilmu(fragmented, connected, nested)
b.      Tipe pembelajaran terpadu antardisiplin ilmu (sequenced, shared, webbed, threaded, integrated)
c.       Tipe pembelajaran terpadu  berdasarkan faktor pengelaman dan pengetahuan siswa (networked)

Model pembelajaran terpadu dapat diterapkan dalam pelaksanaan KBK. Konsep pembelajaran terpadu membantu mengembangkan potensi peserta didik secara keseluruhan, sesuai dengan bakat dan kemampuannya untuk tumbuh menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya. 
MODUL 5
PROFIL KURIKULUM SEKOLAH DASAR
KEGIATAN BELAJAR 1
Perkembangan Kurikulum Sekolah Dasar Sampai Dengan Tahun 1975.
A.    Profil Kurikulum SD Sebelum Tahun 1968.
Pada masa sebelum orang-orang Eropa ke Indonesia sebenarnya sudah ada lembaga-lembaga pendidikan yang didirikan oleh lembaga-lembaga keagamaan dan tentu saja mata pelajaran yang di ajarkan lebih berorientasi pada pengembangan agama. Setelah agama islam masuk ke Indonesia maka berdirilah pesantren-pesantren yang memberikan pengajaran islam secara lebih teratur dan mendalam.
Pada awal abad ke-20 muncul revolusi sosial dan industri di Eropa yang berpengaruh terhadap perluasan sekolah bagi putra-putri Indonesia. Sesuai undang-undang Hindia Belanda yang menggolongkan pendidikan Indonesia menjadi tiga kelas yaitu ELS (Eropesche Lagere School) untuk orang Eropa, Tionghoa dan Indonesia, HCS (hollands Chinesche School) untuk golongan Tionghoa, HIS (hollands Inlandshe School) untuk rakyat bumiputra kalangan atas.
Kurikulum ELS terdiri atas mata pelajaran membaca, menulis, berhitung, Bahasa Belanda, sejarah, ilmu bumi, dan mata pelajaran lain. Mata pelajaran agama yang semula dijadikan alasan utama untuk mendirikan sekolah, ditiadakan. ELS dipandang sebagai alat politik yang sepenuhnya dikuasai dan diawasi oleh pemerintah.
Kurikulum HIS meliputi semua mata pelajaran ELS dan diajarkan pula membaca dan menulis bahasa daerah dalam aksara Latin dan bahasa Melayu dalam tulisan Arab dan Latin.
Pada masa penjajahan Jepang, semua jenis sekolah rendah yang bermacam-macam tingkatannya dihapus sama sekali. Pelajaran yang berbau Belanda ditiadakan. Tinggallah sekolah rendah untuk bangsa Indonesia yaitu sekolah rakyat yang disebut “Kokumin Gako” yang lama belajarnya selama 6 tahun.
Pada masa kemerdekaan, UUD 1945 dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan. Sebagai langkah perbaikan dari kurikulum yang berlaku sejak tahun 1952, Direktorat Pendidikan Dasar/Prasekolah Departemen PP dan K pada tahun 1964 menerbitkan buku pedoman kurikulum baru yaitu Rencana Pendidikan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.
Adapun sistem rencana pendidikan Sekolah Dasr pada saat itu dikenal dengan Sistem Pancawardana yaitu:
1.      Perkembangan moral, meliputi pelajaran: Pendidikan Kemasyarakatan dan  Pendididkan Agama/Budi Pekerti
2.      Perkembangan Itelegensi (kecerdasan), meliputi pelajaran: Bahasa Indonesia, Bahasa       Daerah, Berhitung dan Pengetahuan Alamiah
3.       Perkembangan emosional artistic, meliputi pelajajara: seni Suara/Musik, Seni Lukis/Rupa, Seni Tari dan seni Sastra/Drama
4.      Perkembangan keprigelan, meliputi pelajaran: Pertanian/Peternakan, Industri kecil/Pekerjaan Tangan, Koperasi/Tabungan dan Keprigelan lainnya
5.      Perkembangan jasmaniah, meliputi pelajaran: Pendidikan Jasmaniah dan Pendidikan Kesehatan
Pada saat itu, kurikulum pendidikan di Indonesia masih dipengaruhi sistem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang, sehingga hanya meneruskan yang pernah digunakan sebelumnya. Kurikulum Rentjana Pelajaran 1947 boleh dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial Belanda. Karena suasana kehidupan berbangsa saat itu masih dalam semangat juang merebut kemerdekaan maka pendidikan lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini.
Orientasi Rencana Pelajaran 1947 tidak menekankan pada pendidikan pikiran. Yang diutamakan adalah pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat. Materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.

B.      Profil Kurikulum SD Tahun 1968
Pada tahun 1965 terjadi peristiwa Gerakan 30 September (G-30-S) yang menandai berakhirnya masa pemerintahan orde lama. Peristiwa tersebut  banyak berpengaruh pada tatanan politik, ekonomi, social dan budaya termasuk juga dalam bidang pendidikan. DEPDIKBUD pada tahun 1968  segera melakukan perbaikan-perbaikan dengan menerbitkan buku pedoman kurikulum Sekolah Dasar dan adanya perubahan pokok  dalam rumusan tujuan pendidikan yang didasarkan pada falsafah Negara Pancasila. Tujuan pendidikan nasional yaitu membentuk manusia sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti yang dikehendaki oleh pembukaan UUD 1945 dan isi UUD 1945.
Untuk mencapai dasar dan tujuan pendidikan nasional maka isi pendidikan diarahkan untuk:
1)Mempertinggi mental, moral, budi pekerti dan memperkuat keyakinan agama
2) Mempertinggi kecerdasan dan keterampilan
3) Membina/mempertimbangkan fisik yang kuat dan sehat
Penerbitan kurikulum sekolah dasar 1968 merupakan suatu peralihan menuju integritas kurikulum mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai ke perguruan tinggi. Kurikulum SD 1968 terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu kelompok pembinaan jiwa pancasila, kelompok pembinaan pengetahuan dasar, dan kelompok pembinaan kecakapan khusus.

C.    Profil Kurikulum SD Tahun 1975
Menurut penilaian, kurikulum tahun 1968 yang telah dilaksanakaan di berbagai sekolah ternyata dipandang kurang sesuai dengan kondisi masyarakat pada masa pembangunan lima tahun (Pelita Kedua), oleh karena itu dilaksanakan inovasi dalam kegiatan belajar-mengajar yang dinilai lebih efektif dan efisien. Untuk itu mulai tahun 1975 dikembangkan kurikulum baru yang dikenal dengan kurikulum SD 1975 yang merupakan tonggak pembaruan yang lebih nyata dan lebih mantap dalam system pendidikan nasional. Perubahan kurikulum ini dimaksudkan untuk mencapai keselarasan antara kurikulum dengan kebijakan baru di bidang pendidikan, meningkatkan efisiensi pendidikan dan meningkatkan mutu lulisan pendidikan.
Kurikulum SD tahun 1975 dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan SD mengharapkan kelulusannya:
1) Memiliki sifat-sifat dasar sebagai warga Negara yang baik.
2) Sehat jasmani dan rohani.
3) Memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap dasar yang diperlukan untuk melanjutkan pelajaran, bekerja di masyarakat dan mengembangkan diri sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup
        Kurikulum SD tahun 1975 menganut pendekatan yang berorientasi kepada tujuan, pendekatan integratif, pendekatan sistem dan pendekatan ekosistem.

KEGIATAN BELAJAR 2
Kurikulum Sekolah Dasar Tahun1984 Sampai Dengan Tahun 2004

A.    Kurikulum SD Tahun 1984
Bersamaan dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 0461/U/1983 tentang Perbaikan Kurikulum Pendidikan dasar dan Menengah dalam lingkungan Departemen Pendidikan maka untuk Sekolah Dasar diberlakukan kurikulum baru yaitu Kurikulum Tahun 1984.
Pengembangan kurikulum 1984 berorientasi pada landasan teori, yaitu: pendekatan proses belajar-mengajar yang diarahkan agar murid memiliki kemampuan untuk memproses perolehannya. Kurikulum SD 1984 mengacu kepada tiga aspek perkembangan murid, yaitu: ranah kognitif yang berisi kemampuan berpikir, ranah afektif yang mengungkapkan pengembangan sikap dan ranah psikomotor yang berisi kemampuan bertindak.
Kegiatan yang berhubungan dengan program pendidikan (kegiatan kurikuler) yang dilaksanakan dalam kurikulum sekolah dasar tahun 1984 meliputi kegiatan intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler.
Pada GBHN 1983 dinyatakan bahwa pendidikan berdasarkan Pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa.
Tujuan pendidikan nasional menjadi acuhan dari tujuan pendidikan sekolah dasar dan kurikulum 1984 ini, yaitu:
1.    Mendidik murid agar menjadi manusia yang seutuhnya berdasarkan pancasila yang mampu membangun dirinya sendiri dan ikut bertanggungjawab terhadap pembangunan bangsa.
2.    Memberi bekal kemampuan yang diperlukan bagi murid untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
3.    Memberikan kemampuan dasar untuk hidup di masyarakat dan mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya.

B.     Profil Kurikulum SD Tahun 1994
Didalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 telah dirumuskan tujuan Pendidikan Nasional ialahmencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME , dan berbudi pekerti luhur , memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Kurikulum 1994 merupakan hasil upaya untuk memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya, terutama kurikulum 1975 dan 1984. Dan Kurikulum 1994 disusun dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional.
Di dalam Kurikulum SD 1994 menggunakan sistem caturwulan yang membagi waktu belajar satu tahun ajaran menjadi tiga bagian waktu.
Isi kurikulum SD tahun 1994, sesuai dengan UU no.2/1989 dan PP no.28/1990, sekurang-kurangnya memuat bahan kajian tentang pendidikan pancasila, pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa Indonesia, membaca dan menulis, matematika, pengantar sains dan teknologi, ilmu bumi, sejarah nasional dan sejarah umum, ketajian tangan dan kesenian, pendidikan jasmani dan kesehatan, menggambar serta bahasa inggris. Bahkan kajian tersebut bukan merupakan nama mata pelajaran melainkan satuan yang mengacu pada pmbentukan kepribadian dan unsure-unsur kemampuan yang diajarkan melalui Pendidikan Dasar.

C.    Profil Kurikulum SD Tahun 2004
Di dalam Kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi(KBK). Setiap pelajaran diurai berdasarkan kompetensi apakah yang harus dicapai siswa.
Kurikulum Berbasis Kompetensi(KBK) atau Kurikulum 2004, mulai diterapkan sejak tahun 2004. Secaramateri,sebenarnya kurikulum ini tak berbeda dari Kurikulum1994, perbedaannya hanya pada cara para murid belajar dikelas. Dalam kurikulum terdahulu, para murid dikondisikandengan sistem caturwulan. Sedangkan dalam kurikulum baru ini, para siswa dikondisikan dalam sistem semester.
Pada kurikulum sebelumnya, para siswa hanya belajar pada isi materi pelajaran belaka, yakni menerima materi dari guru saja. Dalam kurikulum 2004 ini, para siswa dituntut aktif mengembangkan keterampilan untuk menerapkan IPTek tanpa meninggalkan kerjasama dans olidaritas, meski sesungguhnya antar siswa saling berkompetisi. Jadi disini, guru hanya bertindak sebagai fasilitator, namun meski begitu pendidikan yang ada ialah pendidikan untuk semua. Dalam kegiatan dikelas, para siswa bukan lagi objek, namun subjek sekaligus objek dalam pembelajaran. Dan setiap kegiatan siswa ada nilainya.
Dalam Kurikulum Tahun 2004 ada yang disebut dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). SKL yang harus dicapai pada satuan pendidikan SD adalah sebagai berikut:
1.    Mengenali dan membiasakan berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang diyakini.
2.    Mengenali dan menjalankan hak dan kewajiban diri, beretos kerja, dan peduli terhadap lingkungan.
3.    Berfikir secara logis, kritis, dan kreatif serta berkonikasi melalui berbagai media.
4.    Menyenangi keindahan.
5.    Membiasakan hidup bersi, bugar dan sehat.
6.    Memiliki rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan tanah air.

MODUL 6
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
KEGIATAN BELAJAR 1
A.    Landasan dan Prinsip Pengembangan KTSP
1. kurikulum operasional yang disusun oleh dan  dilaksanakan  di  masing  masing satuan pendidikan
2. tiga pilihan kegiatan
3. standar nasional pendidikan (SNP)
4. Persamaan    dan  perbedaan  Kurikulum 2004 (KBK) dengan kurikulum 2006 (KTSP)
Dengan demikian dapat dikemukaan bahwa KTSP merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang disusun oleh dan dilaksanakan di sekolah sesuai kebutuhan dan potensi yang ada di daerah untuk memenuhi kebutuhan dan perkembangan siswa
Pengertian KTSP Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No .19 tahun2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) Bab 1 pasal 1 butir 15, KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan dimasing – masing satuan pendidikan. Pengembangan KTSP merupakan salah satu upaya untuk mengatasi masalah pendidikan khususnya relevansi pendidikan.
B. LANDASAN ATAU RASIONAL KTSP
1.  Sekolah  dapat  memberikan  program pendidikan  yang  sesuai  dengan  kebutuhan dan  perkembangan  belajar  siswa  serta memenuhi  tuntutan  perkembangan  daerah dan kebutuhan nasional (responsif)
2. Pemberian  otonomi  yang  lebih  besar kepada   sekolah,   sekolah   akan   lebih  mempunyai  inisiatif  dan  kreativitas  dalam meningkatkan mutu sekolah
3. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), 5 ciri: Kemandirian, Kemitraan, Partisipasi, Keterbukaan, Akuntabilitas.
4. Profesionalisme guru
PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KTSP
Sukmadinata:
1. Relevansi
2. Fleksibilitas
3. Kontinuitas
4. Praktis
5. Efektifitas
BSNP mengemukakan tujuh prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengenbangan KTSP
1.      Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya
2.       Beragam dan terpadu
3.      Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
4.      Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5.      Menyeluruh dan berkesinambungan
6.      Belajar sepanjang hayat
7.      Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

A.    DASAR PENGEMBANGAN KTSP
1.         Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun  2003  tentang  Sistem  Pendidikan Nasional
2.         Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.  19  Tahun  2005  tentang  Standar Nasional Pendidikan.
3.         Keputusan  Menteri  Pendidikan  Nasional (Kepmendiknas) No. 22 Tahun 2006 tentang Standar  Isi  untuk  Satuan  Pendidikan  Dasar dan Menengah
4.         Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
B.     PROSEDUR PENGEMBANGAN KTSP
1. Penyiapan dan Penyusunan
2. Reviu dan revisi
3. Finalisasi
4. Pemantapan dan Penilaian
KTSP bertujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan, Struktur dan Muatan Kurikulum, Kalender Pendidikan, Silabus ,dan Dokumen Kurikulum Sekolah.
Langkah-langkah   yang   harus   dilakukan   dalam pengembangan KTSP:
1.      Analisis Konteks
2.      Menelaah Standar Kompetensi Lulusan  dan Standar Isi
3.      Mengembangkan kompetensi untuk program Muatan Lokal dan Pengembangan diri
4.       Memilih   serta   Mengorganisasikan   Pengalaman Belajar dan Materi
5.      Menetapkan Pendekatan dan prosedur asesmen

C.     PENGEMBANGAN SILABUS
Silabus dapat dikembangkan secara individual oleh guru atau secara berkelompok dalam satu sekolah atau beberapa sekolah.
Terdapat 8 prinsip :
1.   Prinsip  Ilmiah
2.   Relevan
3.   Sistematis
4.   Konsisten
5.   Memadai
6.   Aktual
7.    Fleksibel
8.    Menyeluruh
Langkah-langkah   yang   harus   dilaksanakan   dalam pengembangan silabus :
1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
2. Mengidentifikasi Materi Pokok/ Pembelajaran
3. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
4. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
5. Menentukan Jenis Penilaian
6. Menentukan Alokasi Waktu
7. Menentukan Sumber Belajar
D. PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT
Pihak yang terlibat dalam pembuatan KTSP adalah
1. Kepala Sekolah adalah ketua tim merangkap anggota penyusun kurikulum sekolah
2. Guru sebagai pihak kunci dalam pengembangan kurikulum sekolah
3. Komite sekolah memberikan pertimbangan baik berupa masukan maupun saran baikan  terhadap kurikulum sekolah
4. Nara Sumber
5. Dinas pendidikan melakukan pemantauan dan evaluasi baik selama proses pengembangan kurikulum maupun pelaksanaan kurikulum yang dikembangkan
6. Pihak yang berkepentingan dengan sekolah (Stakeholders)















BAB III
PENUTUP

  1. KESIMPULAN
            Kurikulum merupakan pengalaman belajar bukan hanya mempelajari mata pelajaran dan yang terpenting adalah memperoleh pengalaman belajar. Kita sebagai calon guru yang nantinya pada saat akan berpedoman pada kurikulum haruslah mengetahui apa itu kurikulum, apa hubungannya dengan pembelajaran, komponen-komponen kurikulum dan yang terpenting adalah kita harus mengetahui prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Karena sebuah kurikulum haruslah selalu mengalami pengembangan dan pengembangan/perubahan itu harus dilakukan secara rutin, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
  1. SARAN
1.      Kurikulum hendaknya bersifat dinamis dalam artian selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu, harus berkembang dan berubah ke arah yang lebih baik.
2.      Pemerintah khususnya Dinas Pendidkan lebih memperhatikan perkembangan kurikulum dengan cara memberikan penyuluhan kepada guru-guru.
3.      Agar kurikulum dapat berjalan secara kondusif, maka diperlukan sarana dan prasarana yang memadai.







DAFTAR PUSTAKA

Ariantoni. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SD, SLTP, SMU. Disampaikan pada Seminar Nasional ‘’Menyongsong Kurikulum Bahasa Indonesia Berbasis Kompetensi: Peluang dan Tantangan’’. Pada tanggal 24 April 2002 di UPI Bandung.
Ariyanto, Totok.(2002).Kurikulum Berbasis Kompetensi (online).
Balitbang Depdikbud. (1984). Kurikulum Sekolah: Landasan Program dan Pengembang. Jakarta.
Hamalik, Oemar. (1990). Pengembangan Kurikulum: Dasar – dasar dan Pengembangannya. Bandung: Mandar Maju.
Bolstad, R. (2004). School-Based Curriculum Development: Redefining the Term  for New Zealand Schol Today and Tomorrow. (online) Tersedia dalam http://222.nzcer.org.nz/pdfs/13514.pdf (25 Agustus 2009).
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.












Tidak ada komentar: