Manajemen Berbasis Sekolah
oleh
Kastowo, S.Pd
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesadaran pentingnya pendidikan yang dapat memberikan harapan dan kemungkinan yang lebih baik di masa mendatang, telah mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia pendidikan. Pendidikan yang merupakan upaya meningkatkan kualitas hidup manusia pada intinya bertujuan untuk memanusiakan manusia, mendewasakan, serta merubah perilaku, serta meningkatkan kualitas hidup ( Nanang Fattah , 2005 : 1.2 ).
Pada kenyataannya pendidikan bukan suatu upaya sederhana, melainkan kegiatan yang dinamis dan penuh tantangan. Pendidikan akan selalu berubah seiring perubahan jaman. Pendidikan tidak hanya menyangkut investasi dan kondisi kehidupan yang akan datang, melainkan menyangkut kondisi dan suasana kehidupan saat ini. Maka pendidikan memerlukan upaya perbaikan dan peningkatan sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntutan kehidupan masyarakat.
Sekolah sebagai institusi( lembaga ) pendidikan yang merupakan wadah tempat proses pendidikan memiliki sistem komplek dan dinamis. Sekolah bukan hanya tempat berkumpul guru dan murid tetapi sekolah berada dalam satu tatanan yang rumit dan berkaitan. Maka sekolah perlu suatu organisasi yang membutuhkan pengelolaan. Kegiatan inti yang akan dicapai adalah mengahasilkan lulusan yang berkualitas tinggi sesuai dengan tuntuan kebutuhan masyarakat.
Dalam pengelolaan sekolah di SD Terteg Kecamatan Pucakwangi banyak kendala yang perlu keseriusan untuk menanganinya. Fokus utama dan pertama adalah pemberdayaan intern guru. Karena guru sebagai subyek pembentuk jiwa dan karakter anak didik. Dengan memberdayakan subyek maka diharapkan subyek ( guru ) bisa mentransfer dan membentuk sesuai tujuan pendidikan yang meliputi ranah kognitif, psykomotor dan afektif. Penanganan kondisi pada jiwa karakter guru perlu penangan serius, hati-hati dan bijaksana. Ada sebagian masyarakat cenderung memberi label guru yang kurang bisa digugu dan ditiru. Maka konsep yang digunakan adalah pola kemitraan yang membangun.
Pemberdayaan sekolah melalui Manajemen Berbasis Sekolah ( MBS ) yang intinya memberikan kewenangan dan pendelegasian kewenangan ( delegation of authority ) kepada sekolah untuk melakukan pebaikan dan peningkatan kualitas berkelanjutan ( quality continous improvement ). Menurut MBS pengelolaan sekolah yang memberi kekuasaan kepala sekolah untuk merancang dan meningkatkan partisipasi masyarakat untuk perbaikan kinerja sekolah. Tetapi pada kenyataannya banyak kendala. Kendala-kendala itu disikapi dengan pola kebijaksaanaan dengan harapan untuk meminimalkan problematika.
Kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap sekolah juga menjadi kendala sehingga meningkatkan penurunan perolehan jumlah siswa sebagai pendaftar siswa baru sehingga juga mengganggu aktifitas roda institusi sekolah. Murid dengan jumlah jauh dibawah standar menyebabkan motivasi anak didik juga menurun. Kesulitannya lagi terjadi kegiatan adu prestasi di tingkat kecamatan maka yang terjadi adalah perolehan hasil lomba yang kurang memuaskan. Tetapi walaupun begitu sebagai kepala sekoah sebagai top leader di tingkat sekolah mencoba mengelola hal seperti itu dengan penuh kejelasan dan aplikatif positif.
Sarana kegiatan pembelajaran yang kurang sesuai kebutuhan juga menambah rentetan permasalahan. Mulai dari hal kurang kebersihan, sanitasi dan kebersihan halaman serta ruang sekolah. Dampak yang timbul adalah ketidaknyamanan dalam belajar. Sehingga hasil yang dicapai juga kurang optimal.
Menimbulkan rasa kepercayaan masyarakat adalah hal yang terpenting tanpa memperkeruh suasana. Suasana yang dibangun adalah suasana yang kooperatif dan kondusif sehingga terwujudnya kerjasama yang harmonis untuk meraih program pendidikan di sekolah.
B. Permasalahan
Dengan memperhatikan latar belakang di atas maka muncul permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah strategi yang ditempuh dalam pelaksanaan pengelolaan SD Terteg ?
2. Bagaimanakah cara membangun perencanaan mutu SD Terteg ?
3. Bagaimana hasil yang dicapai dalam aplikasi dari strategi dan perencanaan mutu yang ditempuh ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memberi gambaran pola strategi pelaksanaan pengelolaan sekolah.
2. Memberi gambaran cara membangun perencanaan mutu.
3. Memberi ilustrasi tentang hasil aplikasi pola strategi pengelolaan sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Strategi Pengelolaan Sekolah
1. Konsep strategi
Strategi adalah langkah-langkah yang sistematis dan sistemik dalam melaksanakan rencana secara menyeluruh ( makro) dan berjangka panjang dalam pencapaian tujuan.
Di bawah ini terdapat table tipe sekolah berdasarkan lima persyaratan :
Tipe Sekolah | Syarat I Pemilihan Kepala Sekolah dan Guru | Syarat 2 Bentuk Partisipasi Masyarakat | Syarat 3 Kemampuan Dasar | Syarat 4 Kemampuan Pengadaan Dana | Syarat 5 Nilai Ujian Akhir |
1.Tipe penuh | Dipilih karena memiliki ketrampilan | Partisipasi masyarakat besar | Pendapatan daerah tinggi | Tak tergantung pada pemerintah | Tinggi |
2.Tipe menengah | Dipilih karena memiliki ketrampilan | Partisipasi masyarakat cukup besar | Pendapatan daerah sedang | Tergantung pada pemerintah | Sedang |
3.Tipe minimal | Dipilih karena memiliki ketrampilan | Partisipasi masyarakat kurang | Pendapatan daerah rendah | Sangat tergantung pada pemerintah | Rendah |
Sumber : BPPN, Bank Dunia ( 1999)
Sekolah yang pada awalnya tipe minimal sekarang sudah pada tipe menengah dan pada akhirnya akan berkembang pada tipe penuh. Maka strategi penerapan konsep pengelolaan sekolah harus memfungsikan sekolah dengan fokus kepada kemampuan dalam hal :
a. Menyusun Rencana Sekolah dan Rencana Anggaran.
b. Mengelola sekolah berdasarkan Rencana Sekolah dan Rencana Anggaran.
c. Memfungsikan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sekolah
2. Rencana Sekolah
Sesuatu yang direncanakan pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Tujuan itu antara lain :
a. Membantu sekolah menjelaskan pengelolaan sekarang dan waktu yang akan datang.
b. Mendorong dan mendukung partisipasi masyarakat.
c. Mendorong adanya keputusan-keputusan ( decision making ) di tingkat sekolah.
d. Mendorong terciptanya ketentuan dalam perencanaan dan pelaksanaannya.
3. Rencana Strategi
Rencana strategis pengelolaan sekolah yang mengacu kepada indikator output sekolah atas kinerja sekolah yang terdiri dari :
a. Mutu
b. Efektifitas
c. Efesiensi
d. Produktivitas
e. Inovasi
f. Kepuasan kerja pegawai
Kepala Sekolah dan guru sebagai tumpuan sekolah ditantang untuk bertindak kreatif dan dituntut terus meningkatkan profesionalitasnya sehingga dapat memberdayakan semua sumber daya secara optimal. Sistem akuntabilitas bagi pihak yang berkepentingan ( stakeholder ) perlu mendapatkan perhatian dengan konsekuensi sekolah untuk mengelola pendidikan dan anggaran.
B. Perencanaan Mutu
1. Konsep Perencanaan
Setiap proses manajemen kegiatan perlu adanya perencanaan, pengorganisasian, penyelenggaraan, penempatan staf, pengontrolan dan lain-lain. Maka perencanaan harus baik sehingga akan mendekatkan pada kenyataan pencapaian tujuan.
Perencanaan dapat diartikan sebagai proses kegiatan pemikiran dan penentuan prioritas-prioritas yang harus dilakukan secara rasional sebelum melakukan tindakan yang sebenar-benarnya dalm rangka mencapai tujuan.
2. Model Langkah Kegiatan Perencanaan
Salah satu proses perencanaan dikemukakan sebagai berikut ( Erwin N. Ginting , 1989 ) :
a. Penyusunan rencana,langkah-langkahnya :
- Tinjauan keadaan ( review of performance )
- Perkiaran keadaan waktu yang akan dilalui ( forcasting )
- Identifikasi kebijaksanaan atau usaha-usaha yang perlu dilakukan bagi rencana.
- Susunan pengesahan rencana.
b. Penyusunan program rencana, penjabaran dari rincian kegiatan, pembiayaan, penentuan sub bagian yang akan dilakukan menurut ukuran skala prioritas.
c. Pelaksanaan rencana; kegiatan operasi yang telah direncanakan dan diprogramkan.
d. Pengawasan terhadap pelaksanaan rencana.
e. Evaluasi tehadap proses perencanaan.
3. Visi dan Misi Sekolah
Sekolah dalam mencapai keberhasilan yang efektif maka harus menciptakan situasi atau iklim yang memungkinkan target dan komitmen keberhasilan melalui inovasi-inovasi dan pemanfaatan sumber daya yang ada. Maka langkah yang ditempuh adalah menentukan visi dan misi sekolah. Visi memiliki makna akan menghasilkan kesuksesan yang berarti ( Polale, 1973 ). Konsep visi harus mencakup dua komponen yaitu philosopi penuntun dan gambaran yang nyata ( Collins & Porras, 1991 ).
Visi SD Negeri Terteg adalah :
BERPRESTASI BERAZASKAN IMAN DAN TAQWA, BERAKAR BUDAYA DAN BERBUDI LUHUR “
Sedangkan misi SD Negeri Terteg adalah :
1. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan PAKEM.
2. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik secara seimbang.
3. Menumbuhkan penghayatan terhadap keagamaan dan adat ketimuran.
4. Mengembangkan budaya dan budi pekerti luhur sebagai aspirasi dalam berperilaku demokratis.
5. Menumbuhkan pola hidup sehat dan berjiwa seni yang menghasilkan ketrampilan.
6. Menerapkan pengelolaan sekolah bersistem MBS.
Untuk aplikasi dari pada visi dan misi adalah dengan pembedayaan subyek pendidikan yaitu guru. Dalam pembedayaan guru meliputi bidang akhlak, disiplin, dan penambahan pengetahuan baik segi kognitif, afektif maupun psikomotor. Penataran atau pelatihan sering diikuti warga guru untuk meningkatkan pengetahuannya sehingga banyak khasanah pengetahuan yang diserap untuk ditransformasikan secara positif dan konsisten pada anak didik.
Penataan tertib administrasi juga ditekankan setiap waktu, sehingga dalam pembelajaran melakukan perencanaan baik mulai dari prota, promes, silabus, RPP dan Rencana Harian. Untuk mendukung itu setiap satu minggu sekali mengikuti KKG ditingkat gugus maupun desiminasi tingkat sekolah.
Pemberdayaan anak didik mutlak dilakukan. Ini adalah salah satu aplikasi dari penggunaan dana BOS. Anak didik di samping mendapat pembelajaran intrakurikuler juga mendapat pelajaran ekstrakuler. Kegiatan intrakurikuler yang diadakan pada mapel mulok SD adalah pembelajaran Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. Ini dikandung maksud untuk konsep bahasa sekarang di mana banyak warga masyarakat ataupun orang tuanya yang merantau ke luar negeri terutama ke Timur Tengah.
Kegiatan ekstrakuruler mempunyai jadwal yang sangat padat seperti table berikut ini :
Hari | ||||
Senin | Rabo | Kamis | Jumat | Sabtu |
Kesenian | Komputer | TPQ/BTQ | Pramuka | Olah Raga |
Kegiatan : - Kesenian : menyanyi
- Komputer : pengenalan piranti, pembelajaran mengetik, game.
- TPQ : baca tulis Alqur’an
- Pramuka : materi kepramukaan
- Olah raga : atletik, senam, tenis meja, catur, bulutangkis
Kegiatan keagamaan dalam penanaman ibadah kepada Sang Khalik yaitu melaksanakan kegiatan sholat berjamaah pada waktu sholat dhuhur hari Senin, Selasa, Rabo dan Kamis untuk Kelas IV, V, dan VI. Dengan berbagai kegiatan tesebut menjadi motivasi tersendiri bagi siswa dan orang tua untuk lebih giat dalam dunia pendidikan
C. Hasil dari Strategi Pengelolaan dan Upaya Peningkatan Mutu
Setelah melihat uraian di atas dapat dilihat hasil kegiatan dari pada strategi penglolaan dan upaya peningkatan mutu sebagai berikut :
1. Guru
Terjadi peningkatan kinerja dan kedisiplinannya. Seperti mengajar tepat waktu, tertib administasi dan lain-lain.
2. Siswa
a. Bidang Akademis
Perolehan daftar Nilai UASBN yang semakin meningkat
Perolehan Juara I lomba IT tingkat Kecamatan.
b. Bidang Agama
Terjadinya melek huruf Arab, peningkatan pengetahuan agama dan aplikasinya.
c. Bidang Olah Raga
Perolehan Juara I catur Tingkat Kecamatan.
d. Bidang Kesenian
- Solo Song tampil menghibur pada acara panggung pelajar dalam rangka Perpisahan Kelas VI
3. Penjaga Sekolah
Semakin mantap dan penuh tanggung jawab dalam menjalankan tugasnya.
4. Sarana dan Prasarana
Dengan adanya perolehan Dana Alokasi Khusus sebesar Rp 250.000,00, maka terjadilah gedung dan sarananya yang memadai sehingga terbentuk wahana pembelajaran yang sehat, segar, dan menyegarkan baik fisik dan psikis. Dengan sarana yang baik pendidikan akan kokoh maju menapak mencetak diri dan generasi yang unggul dalam IMTAQ dan IPTEK.
5. Hubungan Sosial
Semakin baik hubungan sosial antar guru, penjaga, dan siswa dengan memperhatikan adab bergaul secara kondusif
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Sekolah sebagai institusi( lembaga ) pendidikan yang merupakan wadah tempat proses pendidikan memiliki sistem komplek dan dinamis. Sekolah bukan hanya tempat berkumpul guru dan murid tetapi sekolah berada dalam satu tatanan yang rumit dan berkaitan.
2. Strategi adalah langkah-langkah yang sistematis dan sistemik dalam melaksanakan rencana secara menyeluruh ( makro) dan berjangka panjang dalam pencapaian tujuan.
3. Perencanaan dapat diartikan sebagai proses kegiatan pemikiran dan penentuan prioritas-prioritas yang harus dilakukan secara rasional sebelum melakukan tindakan yang sebenar-benarnya dalm rangka mencapai tujuan
4. Pemberdayaan anak didik mutlak dilakukan. Ini adalah salah satu aplikasi dari penggunaan dana BOS. Anak didik di samping mendapat pembelajaran intrakurikuler juga mendapat pelajaran ekstrakuler
B. Saran
1. Untuk meningkatkan kinerja guru maka seyogyanya terjadi monitoring dari atasan secara berkesinambungan.
2. Untuk meningkatkan pengetahuan guru maka sebaiknya diadakan pelatihan secara berkala dan menyeluruh bagi semua guru
DAFTAR PUSTAKA
Bobbi de Potter dkk. 2005. Quantum Teaching, Memprakrikkan Quantum Leraning di Ruang-Ruang Kelas. PT MizanPustaka: Jakarata.
Depdiknas. 2005/2006. Bahan Penataran Pustakawan Jarak Jauh. Bina Pustaka: Jakarta
Depdiknas. 2008. Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan Nasional tahun 2010-2014. Bina Pustaka: Jakarta.
Fattah, Nanang , 2005, Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta, Universitas Terbuka
Handoko, Hani T. 1995. Manajemen. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
…………………., Buku Pedoman Sekolah Sehat, Pati, Pokja Sekolah Sehat FKKS
Internet : Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000, Sekolah Berstandar Internasional, Teknik Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 , http://www.iso.ch ; http://www.bsi.org.uk/iso-tc176-sc-2
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar